Selasa, 19 April 2011

Klasifikasi

Pengertian Klasifikasi Perpustakaan
KLASIFIKASI

A. Pengertian
Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek,
gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu
berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1). Menurut Suwarno
(2007: 66), secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka
berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka
tersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku.
2. Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahan
pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan
pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.
Klasifikasi fundamental ini yang sering digunakan perpustakaan saat ini.
Ada beberapa jenis klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya:
1. Dewey Decimal Classification (DDC)
2. Universal Decimal Classification (UDC)
3. Library of Congress Classification
Dari ketiga sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di
perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Pada modul ini hanya akan
diuraikan Dewey Decimal Classification (DDC). Selain itu, juga akan diuraikan home
classification dimana sistem klasifikasi ini berbeda dengan sistem klasifikasi yang
umum digunakan untuk jenis koleksi tertentu yang dimiliki perpustakaan dengan
alasan efisiensi proses temu kembali informasi.

B. Dewey Decimal Classification (DDC)
Dewey Decimal Classification diciptakan oleh seorang pustakawan Ambhers
College bernama Melvil Dewey pada tahun 1873.


Modul 2 Klasifikasi 2

1. Unsur-Unsur Pokok DDC
Menurut Hamakonda dan Tairas (1999: 2-3), sistem ini memiliki unsur-
unsur pokok antara lain:
a. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam
suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar
tertentu.
b. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang
mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang
terdapat pada bagan.
c. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian
aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan
petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk
yang tercantum dalam indeks bagan.
d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang
dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat
dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu,
yaitu:
i. Tabel 1 Subdivisi Standar
ii. Tabel 2 Wilayah
iii. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan
iv. Tabel 4 Subdivisi Bahasa
v. Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis
vi. Tabel 6 Bahasa
vii. Tabel 7 tentang Orang/Pribadi
e. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya
Umum, untuk menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya,
sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas utama
manapun.
Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama.
Masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi. Masing-masing divisi
dibagi lagi menjadi 10 seksi. Sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan
1000 seksi.
Modul 2 Klasifikasi 3



SeksiSeksiSeksiSeksi 330 Ilmu Ekonomi 331 Ekonomi Perburuhan 332 Ekonomi Keuangan 333 Ekonomi Tanah 334 Koperasi 335 Sosialisme 336 Keuangan Negara 337 Ekonomi internasional 338 Produksi & Industri 339 Makroekonomi

DivisiDivisiDivisiDivisi 300 Ilmu-ilmu Sosial 310 Statistik 320 Ilmu Politik 330 Ilmu Ekonomi 340 Ilmu Hukum 350 Administrasi Negara 360 Layanan Sosial Asosiasi 370 Pendidikan 380 Perdagangan, Komunikasi, Pengangkutan 390 Adat Istiadat & Kebiasaan, Etiket Folklor

Kelas UtamaKelas UtamaKelas UtamaKelas Utama 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian 800 Kesusastraan 900 Sejarah dan Geografi
Contoh:

2. Proses Pembentukan Notasi
Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup
diambil dari notasi dasar yang ada dalam bagan DDC. Dengan demikian, DDC
meyediakan table pembantu yang dapat digunakan dalam pembentukan notasi-
notasi yang tidak hanya cukup dengan notasi dasar DDC. Cara menggabungkan
notasi dasar dengan table pembantu adalah sebagai berikut:
a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T1)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:
-01 Filsafat dan teori
-02 Aneka ragam
-03 Kamus, ensiklopedi, konkordans
-04 Topik-topik khusus
-05 Penerbitan berseri
-06 Organisasi dan manajemen
-07 Pendidikan, penelitian, topic-topik berkaitan
-08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis-jenis orang
-09 Pengolahan historis
Terdapat 5 cara dalam pembentukkan notasi dari tabel subdivisi standar:
i. Tidak terdapat petunjuk (instruksi)
1) Notasi dasar dengan angka terakhir 0
Notasi dasar yang berakhir dengan angka 0 sebelum ditambah
notasi Subdivisi Standar (T1), angka 0 pada notasi dasar
dihilangkan terlebih dahulu. Contoh:
Ilmu Kedokteran 610
Kamus (T1) -03
Kamus ilmu kedokteran 610 + -03 ? 610.3

2)Notasi dasar tanpa angka akhir 0
Notasi dasar yang tanpa diakhiri angka 0, langsung
ditambahkan notasi Subdivisi Standar. Contoh:
Koperasi 334
Majalah (T1) -05
Majalah Koperasi 334 + -05 ? 334.05
ii. Ada petunjuk penggunaan

1)Terdaftar di dalam bagan
Kadangkala di dalam bagan sudah terdapat notasi dasar yang
tergabung dengan notasi subdivisi standar. Contohnya:
101 Teori filsafat
102 Aneka ragam filsafat
2) Ada petunjuk tertentu pada bagan
Kadangkala pada bagan ada petujuk dalam pembentukan notasi
dasar ditambah notasi subdivisi standar. Contoh:
300 Ilmu-ilmu sosial
Gunakan 300.1-300.9 untuk subdivisi standar
b. Tabel 2 Wilayah (T2)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:
-1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya
-2 Manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah
-3 Dunia jaman purbakala
-4 Eropa. Eropa Barat
-5 Asia. Timur Jauh
Modul 2 Klasifikasi 6

-6 Afrika
-7 Amerika Utara
-8 Amerika Selatan
-9 Bagian-bagian lain dari bumi dan dunia lain. Oseania
Cara pembentukkan notasi dari tabel wilayah (T2) ini adalah sebagai
berikut:
i. Ada petujuk penggunaan
Kadangkala suatu notasi dalam bagan disertai petunjuk penggunaan
tabel wilayah. Contohnya:
346 Hukum perdata
346.3-.9 Jurisdiksi dan wilayah khusus
Tambahkan notasi wilayah 3-9 dari Tabel 2 pada angka dasar 346
Indonesia (T2) -598
Hukum perdata Indonesia 346 + -598 ? 346.598
ii. Tidak terdapat petunjuk penggunaan
Jika tidak ada petunjuk pada bagan maka proses pembentukkan
notasinya adalah Notasi Dasar + -09 (T1) + T2.
Contohnya:
Pertanian 630
Asia (T1) -5
Pertanian di Asia 630 + -09 + -5 ? 630.95
iii. Menentukan notasi geografi wilayah
Notasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan:
1) Tentukan notasi dasar 910
Modul 2 Klasifikasi 7

2) Buang angka terakhir 0
3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2.
Contoh:
Geografi 910
Iran (T2) -55
Geografi India 910 + -55 ? 915.5
iv. Menentukan notasi sejarah wilayah
Notasi sejarah wilayah dapat dibentuk dengan:
1) Tentukan notasi dasar 900
2) Buang angka terakhir 0

3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2.
Contoh:
Sejarah 900
Italia (T2) -45
Sejarah Jepang 900 + -45 ? 945
c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T3)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:
-1 Puisi
-2 Drama
-3 Fiksi
-4 Esai
-5 Pidato-pidato
-6 Surat-surat
Modul 2 Klasifikasi 8

-7 Satir dan humor
-8 Aneka ragam tulisan
Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 800. Cara
pembentukkan notasinya adalah notasi dasar kelas 800 + T3.
Contoh:
Kesusastraan Jerman 830
Puisi (T3) -1
Puisi Jerman 830 + -1 ? 831
d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T4)
Tabel ini secara ringkas sebagai berikut:
-1 Sistem tulisan dan fonologi dari bentuk standar dari bahasa
-2 Etimologi dari bentuk standar bahasa
-3 Kamus dari bentuk standar bahasa
-5 Sistem struktural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa
-6 Prosodi
-7 Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa
-8 Penggunaan standar dari bahasa
-9 Lain-lain
Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 400.
Mekanisme pembentukkan notasinya adalah notasi dasar dari kelas 400 +
T4. Contoh:
Bahasa Inggris 420
Tata bahasa (T4) -5
Tata bahasa Inggris 420 + -5 ? 425
Modul 2 Klasifikasi 9

Dengan Tabel 4 dapat dibentuk kamus dwibahasa, sebagai berikut:
Notasi dasar bahasa (4) + Notasi Bahasa I (T6) + T4 + Notasi Bahasa II
(T6)
Contoh:
Bahasa 400
Italia (T6) -51
Kamus (T4) -3
Spanyol (T6) -61
Kamus Italia – Spanyol 400 + -51 + -3 + -61 ? 451.361
e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T5)
Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut:
-1 Ras/etnis Indonesia
-2 Ras/etnis Anglo Saxon, Inggris
-3 Ras/etnis Nordik
-4 Ras/etnis Latin Modern
-5 Ras/etnis Italia
-6 Ras/etnis Spanyol, Portugis
-8 Yunani
-9 Kelompok lain
Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut:
i. Terdapat petunjuk
Adakalanya notasi pada bagan terdapat petunjuk penggabungan dengan
Tabel 5. Contoh:
Modul 2 Klasifikasi 10

155.84 Etnopsikologi, terdapat petujuk: tambahkan ras, etnik,
kelompok kebangsaan 01-99 dari Tabel 5 pada angka dasar 155.84.
Etnik Swiss (T5) -35
Etnopsikologi Swiss 155.84 + -35 ? 155.843 5
ii. Tidak terdapat petunjuk
Mekanisme pembentukkannya adalah
Notasi dasar + -089 (T1) + T5
Contohnya:
Seni Keramik 738
Bangsa Jerman (T5) -31
Seni Keramik Bangsa Jerman 738 + -089 + -31 ? 738.089 31
f. Tabel 6 Bahasa-Bahasa (T6)
Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut:
-1 Bahasa Indonesia
-2 Bahasa Inggris
-3 Bahasa Jerman
-4 Bahasa Perancis
-5 Bahasa Italia
-6 Bahasa Spanyol
-7 Bahasa Latin
-8 Bahasa Yunani
-9 Bahasa-bahasa lain
Cara pembentukkan notasinya adalah sebagai berikut:

i. Terdapat petunjuk
Modul 2 Klasifikasi 11

Jika terdapat petunjuk pada bagan ikutilah instruksinya.
Contoh:
2X1.2 Al Qur’an dan Terjemah
Ada petunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC pada notasi
2X1.2.
Bahasa Indonesia (T6) -1
Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia 2X1.2 + -1 ? 2X1.21

ii. Tidak terdapat petunjuk
Jika tidak terdapat petunjuk, mekanisme pembentukan notasinya
adalah sebagai berikut: notasi dasar + -0175 (T1) + T6
Contoh:
Kitab Injil 220
Bahasa Italia (T5) -5
Kitab Injil dalam bahasa Italia 220 + -0175 + -5 ? 220.175 5
3. Indeks Relatif
Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi
yang disediakan oleh DDC. Indeks relatif ini merupakan daftar subjek yang
diurutkan secara alfabetis dengan disertai notasi klasifikasi. Berikut ini salah
satu contoh bagian dari indeks relatif:
Bit
Sayur 635.1
Tanaman ladang 633.4
Bokade
Hukum internasional 341.5
Militer 355.4

Modul 2 Klasifikasi 12

Cara penggunaan indeks relatif dalam proses klasifikasi adalah sebagai berikut:
a. Tentukan subjek dari koleksi
b. Cari subjek tersebut pada indeks relatif
c. Cek notasi yang didapatkan dari indeks relatif ke dalam bagan DDC

C. Home Classification
Home classification adalah sistem klasifikasi yang dibuat khusus oleh petugas
untuk mengklasifikasi koleksi tertentu yang dimiliki perpustakaan. Sistem ini dipakai
apabila di dalam perpustakaan terdapat koleksi-koleksi khusus yang dipandang lebih
efektif menggunakan sistem home classification dari pada sistem klasifikasi yang umum
digunakan, seperti DDC. Koleksi-koleksi khusus itu antara lain laporan penelitian,
disertasi, tesis, skripsi, dan lain sebagainya. Notasi yang digunakan bersifat fleksibel,
bisa berupa angka atau huruf. Beberapa alternatif yang bisa digunakan pada home
classification adalah:
Alternatif I
Menggunakan nomor urut pencatatan, sehingga notasinya
001
002
....... dst
Alternatif II
Mengelompokkan dulu topik-topik yang sama kemudian diberikan kode huruf. Selajutnya,
masing-masing topik yang diberikan kode huruf tadi diikuti nomor urut pencatatan.
Sehingga notasi yang terbentuk:
A 001
A 002
B 001
B 002
Modul 2 Klasifikasi 13

C 001
C 002
....... dst

Referensi
Hamakonda, Towa P. & Tairas, J.N.B. (1999). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Suwarno, Wiji. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Modul 2 Klasifikasi 14




TEKNIK PENGELOLAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN
I. PENDAHULUAN.
A.
Latar belakang Masalah
Buku Perpustakaan sekolah adalah semua buku yang merupakan
kolseksi perpustakaan baik buku bacaan buku sumber maupun buku pelajaran.
Semua buku yang ada diperpustakaan sekolah memegang peranan yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu buku perpustakaan
harus dapat dipertanggung jawabkan baik segi kebenaran materi, keamanan,
bahasa,penyajian perwajahan dan tata karma penulisannya.
Kebenaran maeteri dan keamanan maksudnya tidak bertentangan
dengan pancasila dan undang – undang 1945, tidak bertentangan dengan
kebijakan pemerintah,tidak membahayakan kemanan NKRI,mendukung
kurikulum yang berlaku serta tata urutan materinya scara logis dan sistimatis
Bahasa yang dipakai adalah memakai bahasa Indonesia yang baku
mudah dipahami dengan bahasa siswa dan mengenai ilustrasi sesaui dengan isi,
mudah dipahami, menunjang teks, jelas dan menarik perhatian.
Untuk bisa mempertanggung jawabkan semua itu buku hendaknya
dikelola dengan baik.jumlah koleksi yang memenuhi persyaratan tidak akan
berarti tanpa adanya pengelolaan yang baik dan sistematis.
________________________________________
Page 2
2
B.
Perumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini adalah :
1.
Bagaimana cara mengolah buku yang masuk perpustakaan ?
2.
Bagaimana memberikan pelayanan kepada pemakai perpustakaan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan pepmbuatan makalah
ini adalah :
1.
Ingin mengetahui cara mengolah buku yang masuk keperpustakaan.
2.
ingin mengetahui cara memberikan pelayanan kepada perpustakaan.
________________________________________
Page 3
3
II.
PEMBAHASAN
Pengertian
Pengelolaan buku perpustakaan berarti suatu proses kegiatan
kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan
pelayanan pengguna perpustakaan.kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah
suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku,pengklasifikasian,
pembuatan catalog, penyelesaian dan penyusunan dirak buku.
A.
Pengolahan Buku.
Yang dimaksud dengan pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan yang
meliputi inventaris,katalogisasi, klasifikasi, penyelesaian dan penyusunan
dirak buku.
1.
Inventarisasai buku.
Bahan pustaka baik buku maupun majalah,Koran atau yang lainnya yang telah
datang diperpustakaan perlu diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya
guna bagi sipemakai.adapun langkah menginventarisasi buku adalah
a.
Pemberian stempel buku.
Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan perlu dibubuhi
stempel.tempat – tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu : dibalik
halaman judul,bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan
atau gambar, pada halaman akhir dan pada halaman yang dianggap
rahasia.
Stempel itu ada bermacam - macam ada stempel Inventaris, stempel
identitas perpustakaan.
________________________________________
Page 4
4
Stempel Inventaris dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat
nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris.sedangkan
stempel identitas perpustakaan berisi nama perpustakaan yang
bersangkutan.
Stempel ini dibubuhkan pada halaman tertentu sedapat mungkin tidak
menggenggu informasi yang terdapat didalam buku.
b.
Pemberian Nomo Buku
Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan yang
akan disusun dirak buku harus diberikan nomor.pemberian nomor
tidak hanya nomor induk saja,tetapi juga pemberian nomor berdasakan
klasifikasi ( Call Number ). Nomor induk adalah nomor urut buku
yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor terakhir ditempatkan
pada halaman judul. Nomor induk terakhir menunjukan nomor buku.
Adapun hal – hal yang dicatat dalam buku induk adalah :
1.
Kolom tanggal
2.
Kolom nomor induk
3.
Kolom nama pengarang
4.
Kolom judul Buku
5.
Kolom Penerbit
6.
Kolom Tahun terbit
7.
Kolom harga buku
8.
Kolom sumber
9.
Kolom jumlah halaman
10.
Kolom keterangan.
________________________________________
Page 5
5
2.
Katalogisasi.
Salah satu hal penting dalam pengolahan buku adalah Katalogisasi. Aktivitas
pengolahan bahan pustaka terdiri dari pengkatalogan diskripyif, klasifikasi dan
penetuan tajuk subyek.
Catalog dapat disajikan dalam bentuk kartu, buku, lembaran lepas, maupun on line
Buku pedoman yang dipakai antara lain :
- Buku pedoman pengkatalogan deskriptif dapat digunakan
peraturan katalogisasi Indonesia.
- Buku pedoman klasifikasi dapat digunakan terjemahan ringkasan
klasifikasi Idewey dan Indek relative.
- Buku pedoman penentuan tajuk subyek dapat digunakan tajuk
subyek untuk perpustakaan.
Adapun jenis katalog itu adalah:
- Katalog pengarang
- Katalog judul
- Katalog subyek.
Unsur – unsure yang perlu dicantumkan pada apenulisan catalog :
1. Tanda buku ( nomor buku, tiga huruf nama pengarang, satu hurup
judul buku ).
2. Nama pengarang.
Cara penulisansesaui dengan peraturan nama keluarga yang
didepan.
3. Judul buku
Judul buku ditulis sesuai dengan apa yang tertera dihalaman judul .
________________________________________
Page 6
6
4. Edisi.
Diisi khusus buku – buku yang mengalami penyuntingan kembali
untuk penulisan ditulis Ed.ke-2 dan seterusnya.
5. Penerbitan.
Dicantumkan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Cantoh
Jakarta : Balai pustaka, 1998.
6. Deskripsi fisik yang meliputi jumlah halaman, gambar, jilid,
ukuran buku.
3.
Klasifikasi.
Klasifikasi adalah pengelompokan buku berdasarkan subjek buku. Pada
langkah ini buku – buku yang sejenis akan terkumpul dalam satu kelompok. Dengan
adanya klasifikasi pada perpustakaan pelayanan diperpustakaan dapat dilaksanakan
dengan mudah, cepat dan tepat. System klasifikasi persepuluhan Dewey yang dipakai
pada perpustakaan sekolah dewasa ini mengelompokkan seluruh cabang pengetahuan
menjadi sepuluh kelas atau golongan masing – masing menggunakan 3 angka dasar.
4.
Penyelesaian.
Pada tahap penyelesaian ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
melengkapi koleksi buku, adapun langkah itu antara lain :
1.
memberi kantong buku.
Kantong buku dibuat dari kertas yang agak tebal dengan ukuran 7 dan 9 Cm
pada kantong dicantumkan nama pengaran, judul buku, nomor klasifikasi.
Kantong tewrsebut diletakan pada kulit buku bagian belakang.
2.
Kartu buku.
Kartu buku dibuat dari kertas manila berukuran 6 X 10 Cm dalam kartu buku
dicantumkan keterangan tentang nama pengarang, judul, nomo, nama
peminjam, tanggal kembali.m kartu buku dimasukan pada kantong buku.
________________________________________
Page 7
7
3.
Lembaran Tanggal Pengembalian
Lembaran ini dibuat dari kertas biasa. Ditempatkan pada halaman
belakang buku dan diusahakan agar tidak mengganggu teks atau ilustrasi
buku.
4.
Tanda Buku.
Tanda buku ditulis pada secarik kertas dengan ukuran 2 X 4 Cm.
kertas tersebut ditempelkan pada bagian bawah punggung buku yaitu 3 Cm.
ditepi bawah buku. adapun yang dicantumkan adalah call number.
Buku – buku yang telah diolah secara lengkap kemudian disusun dirak buku
berdasarkan pengelompokannya sehingga pada saat pengguna perpustakaan
membutuhkan sebuah buku maka akan lebih mudah untuk mencarinya.
B. PELAYANAN.
Pelayanan Perpustakaan adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan
kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara tertentu pada sebuah
perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan semaksimal
mungkin.
Sifat dan sistim pelayanan pada dasarnya bersifat demokratis karena
perpustakaan melayani semua warga sekolah tanpa membedakan status social,
ekonomi, kepercayaan maupun status yang lainnya. semua warga sekolah bebas
berkunjung dan memanfaatkan jasa perpustakaan. ada 2 sistem pelayanan
perpustakaan yang dikenal dewasa ini:
1.
pelayanan terbuka.
Dengan sistem ini para pemakai perpustakaan bebas memilih dan
mencari sendiri bahan pustaka yang ada dirak buku. apabila
pengunjung mendapat kesulitan dalam memenuhi bahan pustaka yang
dicari mereka dapat meminta bantuan kepada petugas perpustakaan.
________________________________________
Page 8
8
pada system ini ruang baca dan ruang koleksi tidak ada pemisahnya,
berada dalam 1 ruangan.
2.
Pelayanan Tertutup.
Pada pelayanan jenis ini petugas yang mengambil bahan pustaka yang
diperlukan pemakai.dalam system tertutup ini peminjam tidak boleh
mengambil sendiri, pengunjung tidak boleh masuk keruang koleksi,
sehingga pengunjung harus benar – benar mengetahui judul buku yang
akan dibacanya. Pengunjung bisa mencari data dikartu catalog.
PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN.
Maksud diadakan peraturan dan tatatertib perpustakaan untuk
menjamin ketertiban dan kelancaran pelayanan perpustakaan bentuk
peraturan bisa lisan, tertulis, rekaman atau rambu – rambu.
Isi peraturan meliputi:
a.
Keanggotaan.
-
Persyaratan menjadi anggota
-
Tata cara menjadi keanggotaan
b.
Waktu pengembalian.
________________________________________
Page 9
9
III.PENUTUP
Berdasarkan urain tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanan
pengelolaan perpustakaan mulai dari pengolahan buku sampai
memberikan pelayanan kepada pemakai perpustakaan. Semua ini
membutuhkan pengelolaan yang cukup panjang dan membutuhkan
ketelatenan. Dengan adanya hal tersebut penulis menghimbau supaya
petugas perpustakaan tidak hanya dipakai sebagai tugas sampiran saja.
Petugas perpustakaan membutuhkan petugas khusus sehingga pelaksanaan
pengelolaan perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
yang diharapkan pemerintah pada umumnya dan sekolah pada khususnya.
________________________________________
Page 10
10
DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKBUD.1996.Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan
SLTP.Jakarta: Depdikbud









Page 1
© 2003 Digitized by USU digital library
1
ORGANISASI DAN ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Dra.ZURNI ZAHARA
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
BABI
ORGANISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1.1. Pengertian
Pengertian umum organisasi adalah segenap proses kegiatan menata dan
rnembagi pekerjaan yang akan dilakukan, mengelompokkan orang-orang yang akan
mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan wewenang dan tanggung jawab serta
hubungan antar unit-unit dan individu sebagai pelaksana dari pekerjaan itu untuk
mencapai tujuan tertentu dari organisasi tersebut.
Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Pekerjaan
mengorganisasi di Perpustakaan Sekolah adalah :
"Rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan
mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing individu dan menetapkan hubungan
antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan
Sekolah".
Faktor-faktor adanya suatu organisasi terdiri dari:
a. Adanya sekelompok orang
b. Adanya tujuan yang akan dicapai
c. Adanya penataan kerjasama
d. Adanya fasilitas sekalipun fasilitas yang paling sederhana.
Perpustakaan Sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas
dua kelompok:
a. Secara makro
b. Secara mikro
Organisasi Perpustakaan Sekolah secara makro menggambarkan kedudukan
Perpustakaan Sekolah dalam organisasi sekolah secara keseluruhan. Sedangkan
secara mikro organisasi Perpustakaan Sekolah menggambarkan kedudukan unit unit
kerja dalam keseluruhan organisasi Perpustakaan Sekolah.
Mengingat pentingnya fungsi Perpustakaan Sekolah sebagai instansi
pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama dengan unsur pendidikan
lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan, maka kedudukan
Perpustakaan Sekolah harus secara jelas tergambar di dalam struktur organisasi
sekolah. Memang sampai sekarang belum ada struktur organisasi Perpustakaan
Sekolah yang baku, namun olah Pusat Pembinaan Depdikbud telah merintis usaha ke
arah pembakuan organisasi dan tatalaksana Perpustakaan Sekolah seperti terlihat
dalam bagan di bawah ini (Depdikbud Proyek Pengembangan Perpustakaan 1986 : 9
-10) .
Secara Makro
________________________________________
Page 2
© 2003 Digitized by USU digital library
2
Garis Komando
Garis Konsultasi
Secara Mikro
Kepala Sekolah
BP3
Dewan Guru
Perpustakaan
Laboratorium
Ketrampilan
Lain- lain
TU
Kepala Sekolah
Kep.Perpustakaan
Teknis
Layanan
Pengadaan
Pengolahan
Penyusunan
Sirkulasi
Rujukan
Membaca
________________________________________
Page 3
© 2003 Digitized by USU digital library
3
Kepala Perpustakaan Sekolah bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Sekolah dan hubungan kerjasama dan konsultatif dengan Dewan Guru dan unit-unit
lannya.
1.2. Organisasi dan Tatalaksana
Organisasi dan tatalaksana Perpustakaan Sekolah menggambarkan
kedudukan Perpustakaan Sekolah sebagai:
1. Perangkat pendidikan di sekolah.
2. Unit pelaksana teknis pendidikan di sekolah
3. Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan.
Ad. 1. Sebagai Perangkat Pendidikan di Sekolah.
a. Perpustakaan Sekolah merupakan bagian integral dari sekolah.
b. Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat
informasi, pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat melalui bacaan
hiburan.
c. Perpustakaan Sekolah harus jelas tergambar dalam kedudukannya sejajar
dengan sarana pendidikan lain di sekolah: laboratorium, keterampilan,
oleh raga dan kesehatan dan lain-lain.
Ad.2. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Pendidikan di Sekolah.
a. Perpustakaan Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala
Perpustakaan dibantu oleh tenaga pembantu sesuai dengan kebutuhan.
b. Perpustakaan Sekolah melaksanakan kegiatan teknis dan layanan
perpustakaan .
1. Kegiatan teknis meliputi :
- Pengadaan bahan pustaka
- Pengolahan bahan pustaka
- Penyusunan buku dan Kartu Katalog
- Perbaikan dan perawatan koleksi.
2. Kegiatan layanan perpustakaan, meliputi .
- Layanan sirkulasi (layanan peminjaman)
- Layanan buku rujukan (layanan referensi) dan informasi
- Layanan membaca.
1.3. Sebagai Mata Rantai dalam Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sebagai mata rantai dalam sistim nasional layanan perpustakaan dalam
rangka meningkatkan kemampuan menyediakan dan menyebar luaskan informasi.
Perpustakaan Sekolah harus dapat membina dan menjalin kerjasama layanan
perpustakan dengan berbagai jenis perpustakaan serta dengan unit unit lainnya,
seperti
a. Perpustakaan Nasional Propinsi
b. Perpustakaan Umum Dati II, Kecamatan maupun desa
c. Perpustakaan keliling
d. Guru bidang studi
e. Organisasi masyarakat
f. OSIS, Pramuka, PKS, dll.
Pola layanan kerjasama dimaksud dapat terlihat pada bagan di bawah ini:
________________________________________
Page 4
© 2003 Digitized by USU digital library
4
B A B II
ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
2.1. Pengertian
Secara umum pengertian administrasi adalah segenap proses penataan
kerjasama dari sekelompok orang dengan menggunakan fasilitas dan perlengkapan
yang ada untuk memperlancar dan mengefisienkan pencapaian tujuan dari suatu
organisasi.
Menurut pendapat Rompas (1985: 12) Yang dimaksud dengan administrasi
Perpustakaan Sekolah adalah:
"Keseluruhan proses kegiatan yang dilakukan di perpustakaan dengan
menggunakan fasilitas yang ada untuk memperlancar dan mempercepat
tercapainya tujuan Perpustakaan Sekolah".
Semua bahan pustaka yang diterima di Perpustakaan Sekolah hendaklah
diadministrasikan dengan baik. Gunanya adalah :
a. Agar diketahui sumber atau asal datangnya bahan pustaka tersebut.
b. Agar dengan mudah diketahui jumlah bahan pustaka yang telah diterima di
perpustakaan baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya
c. Agar diketahui jenis atau macam bahan pustaka yang telah diterima.
Perpustakaan
Nasional
Propinsi
PERPUSTAK
AAN
SEKOLAH
Perpustakaan
Sekolah Lain
Guru
Bidang Studi
Organisasi
Masyarakat
OSIS,
PRAMUKA,
PKS
Perpustakaan
Umum
Perpustakaan
Keliling
________________________________________
Page 5
© 2003 Digitized by USU digital library
5
Contoh administrasi penerimaan bahan pustaka:
Tgl Asal/
Sumber
Jenis/Macam Bahan Pustaka
Ket
NF
Fiksi
Ref
Majalah S.Kabar Lain-lain
Jdl Eks Jdl Eks Jdl Eks Jdl Eks Jdl Eks Jdl Eks
Jumlah
Sumber (asal) bahan pustaka dapat diperoleh melalui:
a. Pembelian
b. Hadiah/Sumbangan
c. Pertukaran
d. Titipan
Bila dianggap perlu buku administrasi penerimaan pustaka dapat dibuat untuk
masing-masing jenis dari sumber bahan pustaka tersebut.
2.2. Administrasi Pengolahan Buku
Sebelum bahan pustaka disusun ke dalam rak buku maka perlu diadakan
pengolahan.
Yang dimaksud dengan pengolahan buku adalah rangkaian pekerjaan dalam
mempersiapkan buku agar mudah diperoleh dan diketahui informasi yang ada di
dalamnya.
Administrasi pengolahan buku terdiri dari:
a. Inventarisasi (pembuatan Buku Induk), yaitu mencatatkan ke dalam Buku Induk
Perpustakaan, kekayaan koleksi dari sesuatu perpustakaan. Contoh buku induk
perpustakaan:
No.
urut
Tgl
Penerimaan
No.
Inv.
Judul Pengarang Penerbit/
Thn
terbit
Jumlah
Jenis
Bahasa
Asal
Ket
jdl eks NF F R ind ing dll P HTk
Keterangan:
NF: Non Fiksi
H : Hadiah
F : Fiksi
Tk : Tukar menukar
R : Referensi
Ktr : Keterangan
P : Pembelian
________________________________________
Page 6
© 2003 Digitized by USU digital library
6
b. Cap Inventaris dan Cap Perpustakaan
Cara membubuhkan stempel
Halaman judul sebaiknya dibiarkan bersih dan tidak dibubuhi stempel.
- Stempel Inventarisasi dibubuhkan di belakang halaman judul pad a tempat
kosong.
- Stempel perpustakaan dicapkan di belakang kolom judul dan pada halaman
kode, umpamanya setiap halaman 25.
c. Klasifikasi, Yaitu menentukan subyek yang dimiliki buku yang dinyatakan dengan
notasi (angka klsifikasi). Notasi (angka klasifikasi) dicantumkan pada label buku
yang ditempelkan pada punggung buku. Ini sangat penting untuk
pengelompokan dan penyusunan buku di dalam rak buku agar mudah ditelusuri.
Bila perpustakaan sejak lama telah mengolah buku atau bahan pustakanya. agar
tidak terjadi duplikasi terhadap pekerjaan kalsifikasi dan katalogisasi, sebelum
buku diolah terlebih dahulu diadakan verifikasi (= melihat ke Kartu Shelf-list
apakah buku tersebut sudah pernah diolah). Untuk memudahkan, setiap buku
yang akan diolah diberi secarik kertas yang diberi nama "T. Slip" (Temporary
Slip). Bagi buku yang sudah pernah diolah, cukup dicatat pada T. Slip notasi (call
Number) dan No. Induk, Bagi buku yang belum pernah diolah, T. Slip dibiarkan
kosong. Buku-buku yang berbahasa Indonesia yang jumlahnya kurang dari
25.000 cuku dengan menggunakan Buku Pedoman Klasifikasi yang berjudul
"pengantar Klasifikasi Perpustakaan Dewey" karangan Drs. Towa.P. Hamakonda
MLS. Bila koleksi Perpustakaan Sekolah lebih dari 25.000 eks. Disarankan
menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)
d. Mengkatalogisasi, adalah memberi informasi singkat tentang buku baik dari segi
fisik dan subyeknya, yaitu pengarang, judul, edisi, imprint, kolasi dan jajakan.
Data tersebut diketik pada Kartu katalog ukuran 12,5 x 7,5 cm. Kartu-kartu yang
dibuat adalah : kartu Katalog Utama (Shelf-list), kartu katalog pengarang, kartu
judul, dan kartu katalog subyek.
e. Label Buku dan Sampel
Sesudah katalog buku selesai dikerjakan, buku dilengkapi dengan kantong buku,
label, tanggal kembali (due date). Untuk buku referensi tidak perlu dibuat
kantong buku, kartu buku dan due date slip buku referensi tidak untuk
dipinjamkan.
f. Filing dan Shelving
Kartu katalog pengarang, judul dan subyek difile menurut abjad. Cara filing boleh
cara kamus atau cara terpisah Buku-buku yang sudah selesai diproses, disusun
dalam rak buku menurut call numbernya yang dikatakan shelving.
g. Statistik Pengolahan
Untuk laporan pekerjaan pengolahan buku dibuat statistik sebagai berikut :
Tgl
Pengarang
Judul
No.Induk
Call
Number
Jumlah
Keteranagan
________________________________________
Page 7
© 2003 Digitized by USU digital library
7
2.3. Administrasi Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan Perpustakaan Sekolah adalah memberi
bantuan kepada guru dan murid untuk mendapatkan bahan bacaan dan informasi
yang mereka perlukan. Pustakawan atau Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah
boleh sebagai penghubung antara koleksi perpustakaan dengan guru dan murid.
Kegiatan kerja pada pelayanan Perpustakaan Sekolah meliputi :
a. Mengatur layout ruangan
b. Memelihara susunan buku di rak
c. Menyusun peraturan dan tata tertib pelayanan
d. Menerima anggota perpustakaan
e. Melaksanakan peminjaman dan pengembalian buku
f. Memberikan pelayanan referensi dan informasi
g. Memberi bimbingan membaca
h. Menyusun statistik dan laporan pelayanan perpustakaan.
2.3.1. Peraturan dan Tata Tertib Pelayanan
Peraturan dan tata tertib pelayanan perpustakaan harus diperbuat dengan
lengkap dan jelas sehingga tidak ada keraguan bagi guru dan murid didalam
memanfaatkan jasa pelayanan perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa peraturan
dan tata tertib tersebut jangan sampai mempersulit atau memberi hambatan bagi
pemakai perpustakaan. Sebaliknya harus dapat mendorong para pemakai
perpustakaan mempergunakan kesempatan tersebut.
Peraturan dan tata tertib tersebut mencakup:
a. Jam buka perpustakaan
Jam buka perpustakaan perlu dipikirkan secara tepat sehinga dapat memberi
waktu yang cukup banyak bagi guru dan murid mempergunakan perpustakaan.
Janganlah hendaknya Perpustakaan Sekolah hanya dibuka pada jam istirahat
saja.
b. Keanggotaan
Sekalipun anggota Perpustakaan Sekolah terdiri dari guru dan murid namun perlu
dicantumkan didalam peraturan keanggotaan perpustakaan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh setiap anggota.
c. Peminjaman Buku
Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :
1. Hari-hari (waktu) peminjaman
2. Lama peminjaman
3. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman
Mengenai sistem peminjaman apabila buku-buku perpustakaan telah diolah
dan telah mempunyai Kartu buku dan Katalog buku, cukup dengan mempergunakan
Kartu buku saja. Untuk mencatatkan peminjam dan lamanya pinjaman.
Apabila buku-buku di perpustakaan masih kecil jumlahnya atau masih
berjumlah kurang dari 1500 eksemplar dan belum diolah menurut sistem yang
ditentukan, sistem pencatatan peminjaman cukup dengan mempergunakan buku
tulis saja dengan kolom-kolom sebagai berikut:
No
Nama Murid
Judul
Pengarang
Tanggal
Kembali
Keterangan
________________________________________
Page 8
© 2003 Digitized by USU digital library
8
2.4. Administrasi Pemeliharaan Buku
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Jemeliharaan buku dan
bahan pustaka lainnya, yaitu:
a. Buku kotor
b. Buku rusak
1. Kerusakan kecil
2. Kerusakan besar
c. Buku hilang
Ad.a. Buku Kotor
Terhadap buku yang dikembalikan siswa dalam keadaan kotor cukup diberi
peringatan agar menjaga keadaan buku.
Bila buku yang dikembalikan siswa keadaannya lebih kotor lagi umpamanya
buku dicoret dan ditulisi mungkin sanksi perlu diberikan, yaitu siswa tidak
diperkenankan meminjam buku dalam waktu tertentu.
Ad.b. Buku Rusak
Kerusakan buJ,u dapat dikelompokkan atas .
1. Kerusakan kecil, seperti .
- Buku kena air
- Halaman buku sebagian sobek
- Halaman/lembaran buku sobek atau lepas tetapi tidak hilang
- Lembaran buku lepas seluruhnya tetapi tidak hilang.
2. Kerusakan besar, seperti .
a. Halaman buku hilang
b. Buku terbakar atau kena air sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
c. Kerusakan besar lainnya.
Bagi buku-buku yang mengalami kerusakan kecil pada waktu dikembalikan, Guru
Pustakawan cukup memberi nasehat dan petunjuk agar selalu menjaga keselamatan
buku. Bila sudah berkali-kali diberi nasehat, diberi sanksi tidak boleh meminjam
buku untuk waktu tertentu.
Apabila terjadi kerusakan besar akibat kesalahan siswa, seperti buku hilang,
baik dipertimbangkan untuk meminta ganti buku yang hilang tersebut dengan
subyek yang sama dan dipertimbangkan pula keadaan buku yang hilang tersebut,
keadaan baru atau sudah lama dipakai sehingga dapat dipertimbangkan apakah si
siswa mengganti buku dengan buku baru atau membayar berapa persen dari harga
buku yang harus diganti.
Apabila buku yang hilang itu adalah buku fiksi (cerita) dapat diganti dengan
judul lain dan murid dapat memilih dari judul-judul yang disediakan guru
pustakawan agar si siswa tidak menggantinya dengan buku fiksi yang tidak sesuai
dengan Perpustakaan Sekolah.
Bagi buku-buku yang mengalami rusak kecil atau besar perlu dicatatkan
kedalam buku Administrasi Buku Rusak. Baik dipisahkan catatan kerusakan kecil dan
kerusakan besar.
Contoh : Administrasi Buku Rusak Kecil
No
Pengarang
Judul
No.Klas
Jenis
Kerusakan
Tanggal
Diperbaiki
________________________________________
Page 9
© 2003 Digitized by USU digital library
9
Contoh: Administrasi Buku Rusak Besar
No
Pengarang
Judul
No.Klas
% Kerusakan
Pengganti
Buku/Rp
Bila pengganti adalah buku, ditulis judul buku pengganti tersebut.
2.5. Administrasi Keanggotaan
Keanggotaan Perpustakaan Sekolah utamanya ialah guru, murid dan pegawai
administrasi sekolah.
Buku Induk keanggotaan Perpustakaan Sekolah perbuat untuk:
a. Guru dan Pegawai
b. Murid
a. Buku Induk untuk Guru
No
Nama
Tanggal mulai menjadi
anggota
Keterangan
b. Buku Induk untuk murid
No
Nama
Kelas
Tanggal mulai menjadi
anggota
Keterangan
Catatan: Pas Foto ditempelkan pada Buku Induk Anggota pada kolom keterangan
2.5.1. Pernyataan menjadi anggota
Untuk menjdai anggota Perpustakaan Sekolah balik ditentukan persyaratan
sebagai berikut:
1. Guru, karyawan dan murid yang masih aktif di sekolah mendaftarkan diri di
perpustakaan.
2. Menyerahkan 1 lembar pasfoto ukuran 3 x 4 cm.
3. Memiliki kartu peminjaman
4. Bersedia mematuhi peraturan
Untuk menjadi anggota Perpustakaan Sekolah tidak perlu terlampau dibebani
dengan persyaratan-persyaratan yang memberatkan.
________________________________________
Page 10
© 2003 Digitized by USU digital library
10
Bila guru, karyawan dan murid sudah terdaftar menjadi anggota
perpustakaan kepada mereka cukup berikan Kartu Peminjaman yang bentuk dan
ukurannya ima dengan Kantong buku, sebagai berikut:
7,5 cm
5 cm
Kartu Peminjam diserahkan kepada petugas pelayanan apabila akan meminjam buku
dari perpustakaan. Kedalam kartu peminjaman akan dipinjam setelah itu pada kartu
tersebut diisi identitas si peminjam. Dan bila aggota tidak ada meminjam buku,
Kartu Peminjaman berada di tangan peminjam
Pada Kartu Peminjaman diketik:
a. Nama (di bawah kata Perpustakaan)
b. Nomor anggota (sesuai pada Buku Induk guru dan murid)
c. Nama anggota
d. Kelas (untuk murid)
e. Berlaku tanggal
Masa berlaku kartu anggota adalah untuk satu tahun dan perbarui untuk tahun
berikutnya.
2.6. Laporan dan Statistik Perpustakaan Sekolah
Maju mundurnya pelayanan Perpustakaan Sekolah dapat dilihat dari data
statistik dan laporan dari perpustakaan itu sendiri.
Dalam kurun waktu tertentu perlu diketahui sejauh mana Perpustakaan
Sekolah telah dapat melaksanakan fungsinya dan hambatan yang dialami agar dapat
disusun perencanaan dan program pengembang-annya untuk periode berikutnya.
Hendaknya keadaan dari sesuatu Perpustakaan Sekolah berkembang maju. Bukan
tidak mungkin bahwa kelambanan perkembangan dari Perpustakaan Sekolah adalah
disebabkan pendataan dan penyampaian laporan perpustakaan tidak pernah dibuat.
Statistik yang harus dibuat adalah:
a. Statistik anggota
b. Statistik pengunjung perpustakaan.
c. Statistik buku yang dibaca
d. Statistik peminjaman
e. Statistik pelayanan referensi dan informasi
f. Statistik koleksi perpustakaan
g. Statistik buku yang rusak atau hilang.
PERPUSTAKAAN
……………………………
No. :………………
Nama :………………
..…………….
Kelas :………………
Berlaku
Sampai:………………
________________________________________
Page 11
© 2003 Digitized by USU digital library
11
Bulan
Koleksi - I Koleksi - II
Koleksi - III
Guru
Jumlah
Januari 1988
Desember 1988
Jumlah
Statistik Pengunjung
a. Harian
Bulan/Tgl
Januari 1988
Jumlah
1
2
3
31
P W P W P W ……………………………………………………
P W
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Guru
b. Tahunan
Bulan
Kelas - I
Kelas - II
Kelas - III
Guru
Jumlah
P
W
P
W
P
W
P
W
Januari 1988
Desember ‘88
Jumlah
STATISTIK BUKU YANG DIBACA/DIPINJAM
a. HARIAN
Bulan
Januari 1988
Jumlah
1
2
3
31
000
100
200
900
FIKSI
JUMLAH
________________________________________
Page 12
© 2003 Digitized by USU digital library
12
b. TAHUNAN
BULAN
000 001 002
900
FIKSI JUMLAH
JANUARI 1988
DESEMBER 1988
JUMLAH
STATISTIK KOLEKSI
BULAN 000
100
200
900
Fiksi
MAJ SK
jdl eks jdl eks jdl eks
Jdl eks Jdl eks jdl
jdl
JAN
1988
Jumlah
Laporan Perpustakaan Sekolah disampaikan setiap bulan pada akhir tahun. Laporan
tahunan merupakan rangkaian dari semua laporan bulanan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan.
Perpustakaan Nasional. 1992. Perpustakaan Sekolah: petunjuk Untuk Membina.
Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Rompas, YP. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta: Lembaga Pusat
Dokumentasi dan Informasi.
Sumardji, P. 1988. Perpustakaan: Organisasi dan Tata Kerjanya. Yogyakarta :
Kanisius


BAHAN PUSTAKA
Oleh: Gatot Subrata, S.Kom
Abstrak: Sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC)
adalah sistem klasifikasi fundamental yang mengelompokkan
bahan pustaka berdasarkan subyek atau pokok bahasan. Sistem
pengembangannya menggunakan sistem desimal angka arab
sebagai simbol notasinya. Tiga komponen penting dalam klasifikasi
ini adalah bagan (schedules), indeks relatif dan tabel-tabel. Dalam
penggunaan bagan dalam klasifikasi ini ada beberapa istilah
penting yang perlu dipahami seperti summary, formerly also, class
here, relocated to, centered heading, optional number, prefer, if
prefered, see, add to, dan sebaginya.
Kata kunci: Sistem Klasifikasi DDC, pengolahan bahan pustaka
A. PENDAHULUAN
Sulistyo Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin
'"classis". Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas
yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan
bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan
sistematis. Towa P. Hmakotrda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi
adalah pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Kalau kita simak dalam kehidupan sehari-hari klasifikasi sudah banyak dilakukan oleh
manusia. Seperti di supermarket, di pasar, di toko buku, pedagang yang mengempokkan
barang dagangannya yang sejenis dalam satu kelompok yang sama. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembeli dalam memilih kebutuhan yang diperlukan.
Dalam bidang perpustakaan pengertian klasifikasi adalah penyusunan sistematis
terhadap buku dan bahan pustaka lain, atau katalog, atau entri indeks berdasarkan subyek,
dalam cara yang berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi (Sulistyo-
Basuki: 1991). Dari pengertian ini klasifikasi mempunyai fungsi yaitu: sebagai tata
penyusunan buku di jajaran rak, serta sebagai sarana penyusunan entri bibliografis pada
katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis.
Sebagai sarana penyusunan buku di jajaran (rak), klasifikasi mempunyai dua
keuntungan, yaitu:
________________________________________
Page 2
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 2
(a) membantu pemakai jasa perpustakaan mengidentifikasi dan melokalisasi bahan
pustaka berdasarkan nomor panggil dokumen.
(b) mengelompokkan bahan pustaka sejenis menjadi satu jajaran atau berdekatan.
Dua keuntungan tersebut sangat dimungkinkan karena dalam penentuan klas,
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan subyek atau cakupan bidang ilmu dari
suatu bahan pustaka.
Tujuan klasifikasi adalah untuk mengorganisasikan bahan pustaka dengan sistem
tertentu sehingga mudah diketemukan dan dikembalikan pada tempat penyimpanan.
Adapun tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
(a) menghasilkan urutan yang berguna
tujuan utama klasifikasi adalah menghasilkan urutan atau susunan bahan pustaka yang
berguna bagi staf perpustakaan maupun bagi pemakai perpustakaan.
(b) penempatan yang tepat
Bila bahan pustaka diperlukan pemakai, pustaka yang diinginkan mudah diketemukan
serta mudah dikembalikan oleh petugas ke tempat yang pasti sesuai dengan sistem
klasifikasi yang digunakan.
(c) penyusunan mekanis
Bahan pustaka baru mudah disisipkan di antara bahan pustaka yang sudah dimiliki.
Demikian pula penarikan bahan pustaka (karena dipinjam) tidak akan mengganggu
susunan bahan pustaka di jajaran.
B. SISTEM KLASIFIKASI
Ada beberapa sistem klasifikasi, diantaranya adalah:
1. Klasifikasi Artifisial
Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat
lainnya, misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri fisiknya,
misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.
2. Klasifikasi Utility
Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya.
Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di
sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan
koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya)
________________________________________
Page 3
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 3
3. Klasifikasi Fundamental
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan
yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
• bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan.
• Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki
dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
• Menudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.
• Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
• Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil.
Dalam sistem tersebut buku dikelompokkan berdasarkan subyek, sehingga memudahkan
pemakai dalam menelusur suatu informasi. Yang termasuk klasifikasi fundamental adalah
Klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification).
DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer dan paling banyak pemakainya.
Klasifikasi ini dalam pengembangannya menggunakan sistem desimal angka arab sebagai
simbol notasinya.
1. Sejarah DDC
Klasifikasi Persepuluhan Dewey (disingkat DDC) karya Melvil Dewey. Nama
lengkapnya Melville Louis Kassuth Dewey (1851-1931).
Pada 1874 Dewey sebagai pustakawan di Amhers College, Massachuseetts, Tahun
1876 ia menerbitkan DDC edisi pertama dengan judul “A classification and subject index
for a library”. Terbit pertama kali hanya sebanyak 42 halaman yang berisi 12 halaman
pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks. Sejak edisi pertama diterbitkan,
DDC terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak subyek-subyek
baru yang ditambahkan. Adakalanya notasi mengalami perluasan dan perubahan lokasi
karena perkembangan subyek tersebut. Kelestarian DDC sampai dapat mencapai umur
lebih seabad dan banyak pemakainya di dunia, disebabkan karena DDC secara berkala
ditinjau kembali dan diterbitkan edisi barunya. Lembaga yang mengawasi dan mendukung
penerbitan DDC ialah “The Lake Placed Education Foundation” dan “The Library of
Congress” di Amerika Serikat sarana komunikasi diterbitkan “Decimal Classification,
adition, notes, decisions” (disingkat DC).
________________________________________
Page 4
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 4
DDC terbit dalam 2 edisi/versi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi ringkas
dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di bawah 20.000
judul. Edisi ringkas ini yang paling banyak digunakan oleh Perpustakaan Sekolah dan
Umum yang koleksinya masih terbatas.
DDC telah digunakan oleh sekitar 135 negara dan diterjemahkan lebih dari 30
bahasa, termasuk dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Terjemahan Ringkasan
Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif”.
2. Komponen-komponen DDC
Dalam klasifikasi Persepuluhan Dewey ini terdapat 3 komponen, yaitu Bagan,
indeks Relatif, dan Tabel-tabel. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada uraian
berikut ini.
a. Bagan (Schedules)
Klasifikasi Dewey adalah bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip
“desimal” untuk membagi semua bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibagi ke
dalam 9 kelas utama, yang diberi kode/lambang angka (selanjutnya disebut notasi). Seperti
telah dijelaskan pada halaman sebelumnya. Dalam DDC ini semakin khusus suatu subyek,
semakin panjang notasinya. Karena banyak angka yang ditambahkan pada notasi dasarnya.
Pembagiannya dari umum ke khusus.
Ada beberapa istilah penting dalam bagan, seperti:
1) Summary, yaitu tajuk yang agak terbatas pembagiannya.
Contoh dalam subyek Insecta (insecta) 595.7 terdapat “summary”. Pembagian yang
lebih rinci untuk masing-masing tajuk yang terdapat dalam ‘summary’ tersebut
diperinci lebih lanjut dalam bagan (lihat bagan hal.925)
2) Formerly also
Istilah ini terdapat dalam kurung siku, yang artinya menunjukkan bahwa subyek
tersebut notasinya dulu pada .... Misal, pada notasi 297.211 terdapat subyek “Tawhid”
[formerly also 297.14]. ini berarti dulu notasinya pada 297.14 tetapi sekarang pada
297.211 (lihat bagan hal. 229). Istilah Formerly pada prinsipnya sama dengan Istilah
formerly also. Ini berarti terdapat pemindahan lokasi notasi untuk subyek dimaksud.
Contoh notasi 003.52 Perception theory [formerly 001.534].
________________________________________
Page 5
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 5
3) Class here
Merupakan instruksi yang berarti tempatkan di sini. Hal ini sebagai penuntun untuk
menentukan notasi suatu subyek yang mungkin tidak diduga berada di bawah tajuk
tersebut. Contoh “advertising and public relations” mendapat notasi 659. Di bawahnya
diikuti dengan istilah ‘class here publicity’, ini berarti karya tentang ‘publicity’
ditempatkan sama pada subyek Advertising and public relation (lihat bagan hal. 352).
4) Relocated to
DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, maka kemungkinan terdapat
perubahan-perubahan dalam menempatkan notasi untuk suatu subyek sangat besar
sekali. Relokasi ini dinyatakan dengan petunjuk formely also dan formerly yang
notasinya ditempatkan dalam tanda kurung siku. Contoh 729[.9] Built-in church
furniture. Kemudian diikuti dengan instruksi Relocated to 726.529, ini berarti notasi
729.9 untuk subyek ‘built-in church furniture’ sekarang sudah tidak digunakan lagi dan
dipindahkan pada notasi 726.529 (lihat bagan hal.484).
5) Centered heading
Adakalanya suatu konsep tidak bisa dinyatakan dalam satu notasi, maka dinyatakan
dalam sederetan notasi. Contoh untuk menyatakan subyek ‘Biography of specific
classes of perseons’ dalam bagan dinyatakan pada notasi 920.1-929.9. Pada kasus
seperti ini akan terdapat tanda segitiga(>) mendahului notasi tersebut, (lihat bagan hal.
703).
6) Optional number, prefer.
Merupakan pilihan atau alternatif yang dikehendaki oleh DDC. Contoh untuk konsep
‘riwayat hidup para ahli dalam disiplin ilmu tertentu’, DDC menyarankan agar
ditempatkan pada subyeknya dengan menambahkan notasi ‘subdivisi standard’ -092
dari tabel 1 (lihat ............. 702).
7) If prefered
Istilah ini merupakan penuntun bagi pemakai DDC bila menghendaki dapat memilih
salah satu alternatif. Contoh untuk konsep ‘bibliografi subyek’ notasinya 016. Bila
pemakai DDC menghendaki, dapat menempatkan bibliografi tersebut pada subyeknya.
Misal ‘Bibliografi kedokteran’ pada notasi 016.61, tetapi pemakai DDC dapat juga
menempatkan pada notasi 610.61 (lihat bagan hal. 32).
________________________________________
Page 6
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 6
8) Acuan “see”
Merupakan penuntun untuk mempertimbangkan notasi lain. Contoh subyek ‘rubber’
mendapat notasi 678.2, sedang untuk subyek ‘rubber products’ see 678.3 (lihat bagan
hal. 413)
9) Instruksi “Add to”
Instruksi ini menyuruh untuk memperluas notasi suatu subyek dengan mengambil
pembagian dari subyek lain. Biasanya pada instruksi ini terdapat contohnya. Misal pada
notasi 025.218 ‘Collection development ini specific types of institutions’ diikuti dengan
perintah Add to base number 025.218 the number following 02 in 026-027. Contoh
Pengembangan koleksi di perputakaan perguruan tinggi 025.21877. Notasi 77
diambilkan dari notasi subyek ‘college and university library’ 027.7. Bila notasi tersebut
diperinci adalah sebagai berikut: 025.218 notasi dasar ‘Collection development in
specific types of institutions’. 027.7 Collection development in academic libraries’
(lihat bagan hal. 41).
10) Dan lainnya
b. Indeks Relatif (Relative Index)
Untuk membantu mencari notasi suatu subyek dalam DDC terdapat ‘Indeks
Relatif’. Pada indeks relatif ini terdaftar sejumlah istilah yang disusun berabjad. Istilah-
istilah tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini didaftar
sinonim untuk suatu istilah, hubungan-hubungan dengan subyek lainnya. Bila suatu subyek
telah ditemukan dalam indeks relatif, hendaklah ditentukan lebih lanjut aspek dari subyek
yang bersangkutan. Cara yang paling cepat untuk menentukan notasi suatu subyek adalah
melalui indeks relatif. Tetapi menentukan notasi hanya melalui dan berdasarkan indeks
relatif saja tidak dapat dibenarkan. Setelah suatu subyek diperoleh notasinya dalam indeks
relatif, harus diadakan pengecekan dengan notasi yang terdapat dalam bagan. Dengan
demikian dapat diketahui apakah notasi tersebut betul-betul sesuai dengan karya yang
sedang diklasifikasikan.
c. Tabel-Tabel
Kecuali pembagian kelas secara desimal dengan notasi yang terdaftar dalam bagan,
DDC juga mempunyai sarana lain. Untuk membagi/memperluas subyek lebih lanjut, yaitu
________________________________________
Page 7
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 7
dengan menyediakan sejumlah tabel pembantu atau auxiliary tables. Notasi pada tabel-
tabel tersebut hanya dapat digunakan dalam rangkaian dengan notasi yang terdapat dalam
bagan. Dengan kata lain, notasi yang terdapat dalam tabel tidak pernah berdiri sendiri,
selalu dirangkaikan dengan notasi dalam bagan. Dalam klasifikasi DDC edisi 22 terdapat 7
tabel pembantu/pelengkap, yakni:
1) Tabel 1: Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)
Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan, adakalanya perlu
dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk” yang diambil dari notasi yang terdapat
dalam tabel 1 (standard subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk menjelaskan
bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan ensiklopedi. -05 adalah bentuk
terbitan berkala atau majalah. Adakalanya juga untuk menjelaskan bentuk penyajian
intelektual, misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat dan teori, -09 sejarah
dan geografi.
Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan tabel 1 ini, yakni:
a) Tidak ada instruksi
b) Terdapat dalam bagan (lengkap)
c) Terdaftar sebagian
d) Ada instruksi penggunaan dua nol (00)
e) Instruksi penggunaan tiga nol (000)
2) Tabel 2: Wilayah (Geographic Areas, Historical Periods, Persons)
Adakalanya suatu subyek perlu dinyatakan aspek geografisnya (wilayah), misal
“Angkatan Laut Indonesia”. Dalam hal ini notasi subyek itu perlu ditambahkan notasi
wilayah “Indonesia” yang diambilkan dari Tabel 2. Cara penambahan tabel 2 ini aalah
sebagai berikut:
a) Tidak ada instruksi, dengan menggunakan notasi -09 (aspek geografi dari Tabel 1).
b) Ada instruksi, adakalanya dalam bagan terdapat instruksi, biasanya berupa instruksi
from Tabel 2. Kadangkala didahului dengan kata-kata ‘Geographical, treatment,
treatment by specific continents, countries”, dan sebagainya. Untuk geografi suatu
wilayah. Dalam bagan ini hanya untuk ‘geografi’ suatu wilayah. Misalnya “Geografi
Jepang, Geografi Indonesia” dan sebagainya. Cara pembentukannya, anka dasar
________________________________________
Page 8
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 8
geografi suatu wilayah 91- ditambahkan dengan notasi wilayah yang diambil dari Tabel
2.
3) Tabel 3: Subdivisi Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for Specific Literary
Forms).
Dalam klas 800 (kesusasteraan)dikenal bentuk penyajian khusus yang disebut
“subdivisi masing-masing sastra”. Misal bentuk-bentuk sastra, -1 Puisi, -2 Drama, -3 Fiksi,
dan sebagainya. Notasi yang terdapat alam Tabel 3 ini hanya dapat ditambahkan pada
notasi dasar sastra. Untuk notasi dasar suatu sastra yang berakhiran dengan angka 0 (nol),
notasi dasarnya adalah dua angka pertama saja. Notasi dasar sastra Inggris 82 bukan 820,
dan seterusnya. Cara penggunaan tabel 3 ini adalah:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Tidak terdaftar dalam bagan
4) Tabel 4: Subdivisi bahasa (Subdivisions of Individual Languages)
Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang disebut “masing bahasa”
(Subdivisions of Individual Languages). Notasi yang terdapat dalam tabel 4 ini hanya
dapat ditambahkan pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila notasi suatu bahasa
terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi dasarnya hanya 2 angka pertama.
Misal notasi dasar bahasa Perancis 44- bukan 440, bahasa Itali 47- bukan 470. Cara
penambahan Tabel 4 ini:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Belum terdaftar dalam bagan
c) Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan bahasa yang kurang
dikenal kemudian tambahkan -3 (dari Tabel 4), menyusul notasi bahasa yang lebih
dikenal
d) Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3 bahasa atau lebih
dimasukkan ke dalam kamus poliglot (polyglot dictionaries).
5) Tabel 5: Ras, Etnik, dan Kebangsaan (Racial, Ethnic, National Groups).
Adakalanya suatu subyek perlu ditambahkan aspek ras tertentu. Misal -951 Chinese -
992.1 Philipines. Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya, lalu tambahkan dengan
________________________________________
Page 9
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 9
notasi di tabel 5, ini dilakukan bila dirasa perlu untuk memperluas subyek yang
bersangkutan.
Adapun cara penambahannya, adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Maka tambahkan notasi -089 (dari Tabel 1) kemudian cantumkan
notasi
6) Bahasa (Languages)
Suatu subyek adakalanya perlu ditambahkan aspek bahasanya. Misal Bibel dalam
bahasa Belanda. Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Cina, dan sebagainya. Terlebih
dahulu harus ditentukan notasi untuk subyek Bibel dan Al-Qur’an kemudian ditambahkan
dari notasi bahasa Belanda atau Cina yang diambilkan dari Tabel 6. Cara penggunaan
Tabel 6 ini adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Tambahkan notasi -175 (aspek wilayah di mana suatu bahasa sangat
dominan, dari Tabel 2). Lalu tambahkan notasi bahasa dari Tabel 6 ini. Contoh untuk
karya Bibel di Argentina dalam bahasa Spanyol (bahasa Spanyol sangat dominan di
Argentina) mendapat notasi 220.517661.
7) Orang (Groups of Persons).
Suatu subyek adakalanya perlu diperluas notasinya dengan kelompok orang
tertentu, misal ahli kimia, penyandang cacat, dan sebagainya. Untuk itu pada notasi subyek
yang bersangkutan dapat diperluas dengan menambahkan notasi yang terapat pada Tabel 7.
Penggunaan Tabel 7 ini adalah sebagai berikut:
a) Ditambahkan langsung
b) Tidak langsung. Tambahkan dengan notasi -088 yang diambil dari Tabel 1.
d. Tabel Perluasan Untuk Wilayah Indonesia
Perluasan dari Tabel Wilayah DDC, khusus yang berhubungan dengan wilayah
Indonesia (tabel 2). Buku-buku tentang Indonesia makin hari makin besar jumlahnya.
Kebutuhan untuk perluasan/penyesuaian notasi DDC untuk subyek Indonesia sangat
diperlukan, karena untuk membedakan daerah yang dibahas dalam subyek buku. Mengenai
________________________________________
Page 10
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 10
ikhtisar pembagian daerah-daerah Indonesia kita menggunakan pedoman yang diterbitkan
oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan Jl. Merdeka Selatan No. 11 Jakarta, yang disusun oleh
Sub Panitia Standarisasi Perpustakaan, Panitia Teknis Perpustakaan pada Tahun Buku
Internasional 1972, dengan judul “Perluasan dan Penyesuaian Notasi untuk Beberapa Seksi
dalam DDC khusus yang berhubungan dengan Indonesia”.
1) Koperasi di Kabupaten Blitar, Nomer klasnya ---- 334.95982471
Koperasi ------------------------- 334 (Bagan/Skema DDC)
Kab. Blitar ---------------------- 95982471
2) Kota Pasuruan dalam angka, Nomer klasnya ---- 315.95982482
Statistik -----------------------
315 (Bagan/Skema DDC)
Kota Pasuruan ---------------
95982482
C. Analisis Subyek (subject analysis)
Analisis Subyek adalah suatu kegiatan menganalisa mengenai apa atau tentang apa
suatu dokumen (bahan pustaka). Kegiatan analisis subyek merupakan hal yang sangat
penting dan memerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah ditentukan pada subyek
apa suatu dokumen ditempatkan. Bila salah atau keliru, akan menimbulkan kesulitan bagi
pemakai dalam mendapatkan informasi yang dicarinya. Oleh karena itu analisis ini harus
dikerjakan secara akurat dan taat-azas (konsisten). Untuk melaksanakan kegiatan analisis
subyek, pustakawan harus mengenal jenis konsep dan jenis subyek. Dalam makalah ini
tidak di bahas masalah analisis subyek, analisis subyek dibahas tersendiri dalam makalah
tajuk subyek.
D. Penggunaan DDC
Setiap petugas perpustakaan yang hendak menggunakan klasifikasi DDC atau
menggolongkan suatu bahan pustaka, perlu melalukan langkah-langkah ini, diantaranya:
• Pelajari pola umum bagan klasifikasi, seperti ringkasan pertama (10 kelas utama),
ringkasan kedua (divisi), ringkasan ketiga (seksi), dan seterusnya.
• Pelajari bagan lengkap secara teratur dan sistematis, agar memperoleh gambaran yang
lebih jelas.
• Pelajari tabel-tabel pembantu serta petunjuk penggunaannya.
• Pahami indeks relatif dan penyusunannya.
________________________________________
Page 11
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 11
1. Prinsip Klasifikasi DDC
➢ Klasifikasikan bahan pustaka sesuai dengan maksud dan tujuan pengarangnya.
➢ Klasifikasikan pada subyek yang lebih spesifik, jangan pada subyek yang luas.
➢ Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek, tetapi bobot pembahasannya tidak seimbang
klasifikasikan pada subyek yang banyak dibahas.
➢ Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek dan keduanya memiliki nilai bobot yang
sama dalam pembahasannya, klasifikasikan pada subyek yang pertama diuraikan atau
dibahas. Misal “Pengantar sosiologi dan ekonomi”.
Rangkuman : Sosiologi / ekonomi
Sosiologi
: Disiplin ilmu
Ekonomi
: Disiplin ilmu
maka subyek yang diutamakan adalah sosiologi, karena yang pertama dibahas.
➢ Apabila menemukan bahan pustaka yang membahas 3 subyek atau lebih, maka
klasifikasikan pada subyek yang lebih luas. Misal “Pelajaran matematika, Kimia, dan
Fisika” klasifikasikan pada nomor 500 (eksakta).
➢ Bila menemukan suatu bahan pustaka yang subyeknya belum atau tidak terdapat nomor
klasifikasinya, maka klasifikasikan pada nomor yang paling dekat dengan subyek itu
dan tidak diperkenankan membuat nomor baru sendiri.
2. Prosedur penentuan notasi
Setiap bagan klasifikasi menggunakan sistem simbol untuk menetapkan kelas.
Simbol yang berfungsi untuk menunjukkan subyek serta hubungan antar subyek disebut
dengan notasi. Biasanya notasi berupa angka atau huruf atau gabungan keduanya yaitu
angka dan huruf. Contohnya, klasifikasi Persepuluhan Dewey menggunakan angka arab.
Sedangkan Library of Congres Classification menggunakan kombinasi antara huruf dan
angka. Notasi yang menggunakan gabungan, antara angka dan huruf disebut notasi
campuran. Notasi haruslah bersifat hirarkis karena harus mencerminkan urutan struktural
sebuah klasifikasi.
Dengan sifat herarkis sistem notasi dapat dikembangkan sampai detail sesuai
dengan struktur hirarkis suatu disiplin ilmu. Dengan demikian setiap hirarki disiplin ilmu
dapat diambil notasinya dalam bagan klasifikasi.
________________________________________
Page 12
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 12
Pemilihan nomor klasifikasi yang tepat hendaknya dilakukan melalui indeks relatif
karena dalam indeks tersebut memuat aspek-aspek lengkap yang dimiliki subyek.
Kemudian diadakan pengecekan pada bagan. Bila diperlukan bisa dilengkapi dengan tabel-
tabel pembantu untuk memperluas notasinya.
Pemilihan notasi dapat dilakukan melalui indeks atau langsung pada bagan, untuk itu
perhatikan uraian berikut ini.
a. Melalui indeks relatif
Indeks relatif adalah sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspek yang disusun
secara sismatis berikut notasinya untuk memudahkan menentukan tajuk yang tercantum
dalam indeks yang tersebar dalam bagan maupun pada tabel-tabel pembantu, langkah-
langkahnya:
➢ Tentukan subyek bahan pustaka yang hendak diproses melalui analisis subyek.
➢ Carilah subyek itu, berikut aspek-aspeknya dalam indeks.
➢ Bila aspek yang dianggap tepat ditemukan, periksa bagan lengkap untuk melihat dan
menguji kebenarannya.
➢ Teliti tajuk untuk nomor itu, yang memungkinkan ada keterangan dalam bagan.
b. Melalui bagan
Bagan atau schedule adalah serangkaian bilangan (nomor kelas) yang disusun
menurut prinsip-prinsip DDC dan memuat semua subyek ilmu pengetahuan secara
universal. Secara umum Melvin Dewey membagi ilmu pengetahuan dalam 10 kelas utama.
Setiap kelas utama dibagi secara desimal menjadi 10 sub divisi yang disebut seksi. Begitu
seterusnya. Pemilihan notasi langsung pada bagan ini langkah-langkahnya:
➢ Tentukan subyek bahan pustaka melalui proses analisis.
➢ Tentukan disiplin ilmunya untuk memudahkan penelusuran selanjutnya.
➢ Golongkan subyek tersebut pada kelas utama.
➢ Periksalah seksi dan subseksinya sampai diperoleh notasi yang tepat.
E. PENUTUP
Mengklasifikasi bahan pustaka dengan menggunakan Skema klasifikasi
Persepuluhan Dewey (DDC), perlu pemahaman komponen-komponen yang ada pada
sistem ini. Jika dapat melakukan analisis subyek dengan tepat sesuai dengan yang
dimaksudkan oleh penulis suatu bahan pustaka, dan dapat mengikuti petunjuk yang ada
________________________________________
Page 13
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09
Page: 13
pada bagan klasifikasi diharapkan dapat memperoleh subyek yang tepat dan dapat
mendapatkan notasi yang tepat. Sehingga penempatan bahan pustaka di rak jajaran pada
posisi yang benar dan proses penelusuran atau pencarian informasi mudah dilakukan
dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Gramedia
Widasarana Indonesia.
Dewey, Melvil. 2003. Decimal Classification and Relatif Index, 22th ed.Vol.1-Vol.4.
Dublin, Ohio : OCLC Online Computer Library Center, Inc.
Hamakonda, Towa dan J.N.B. Tairas. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.
Jakarta: BPK Gunung Mulya,
Juhaeri. 2002. Klasifikasi. Surabaya: Badan Perpustakaan. Makalah disampikan dalam
Pendidikan dan Pelatihan Penyetaraan Perpustakaan.
Miswan. 2003. Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar. Makalah disampaikan
pada “Workshop Perpustakaan dan Kearsipan” di STAIN Purwokerto pada
tanggal 17 Juli 2003.
Perpustakaan Nasional RI. [S. a.]. Klasifikasi dan Tajuk Subyek Modul 3: Klasifikasi
bahan pustaka. http://pusdiklat.pnri.go.id/elearning/klasifikasi/frameset03.html.
Download 12 Mei 2006
Perpustakaan Nasional RI. 1994. Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal Dewey dan
Indeks Relatif: Disesuaikan dengan DDC 20. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Somadikarta, Lili K. 1991. Dasar-dasar Analisis Subyek untuk Pengindeksan Subyek
Dokumen. Jakarta: JIP-FSUI. (Merupakan saduran dari buku An introduction to
subject indexing: a programmed text/ by A.G. Brown. London, 1976. Vol. 1,
section 1 & 2)
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumantri, M.T. 2004. Panduan Penyelengaaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yusup, Pawit M. 2002. Pengantar Klasifikasi Dasar dengan pendekatan teoritis praktis.
Jatinangor: PSIP-FIK Universitas Padjadjaran.
Yusup, Pawit M. dan Yaya Suhendar. 2002. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Media Prenada Media Group.
Zen, Zulfikar. 1989. Buku Kerja Dewey Decimal Classification. Jakarta: JIP-FSU




Konsep Umum Klasifikasi
Buku-buku, media, dokumen atau bahan informasi lain yang ada di perpustakaan, terutama yang jumlah koleksinya cukup besar, pada umumnya disusun berdasarkan sistem tertentu, dan umumnya dalam bentuk sistem klasifikasi. Klasifikasi merupakan aspek formal dari buku-buku, media, dokumen, atau koleksi lain yang ada di perpustakaan. Dengan demikian, tanpa klasifikasi, buku, media, dokumen, atau koleksi lain yang ada di perpustakaan, akan sangat sulit ditemukan, apalagi jika jumlah koleksinya sudah sangat banyak.
Berbagai sistem klasifikasi yang kita kenal menurut sejarah, berasal dari pinakes, yaitu suatu katalog untuk menempatkan subjek umum. Ini ditemukan oleh Callimachus pada perpustakaan Alexandria (Iskandariyah, Mesir). Ia mengklasifikasikan buku sampai pada sistem nomor seperti sekarang, termasuk sistem huruf dan lambang-lambang, atau kombinasi ketiganya: nomor, huruf, dan lambang.
Namun demikian, apapun bagan yang dipilih, atau seberapa besar koleksi yang ada, tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan pencarian suatu buku, media, dokumen, atau koleksi lain yang ada di perpustakaan. Hal ini penting sekali terutama jika sifat bukunya sangat heterogen.
Klasifikasi adalah alat untuk mempermudah pencarian buku atau dokumen, dan oleh karena itu ia perlu menempatkan buku-buku atau dokumen lain tentang sejarah nasional, tentang sibernetika dan bidang studi berkaitan, serta bidang-bidang lain yang memiliki sifat yang sama, ditempatkan pada tempat yang sama atau saling berdekatan. Hal ini dapat membantu para pencari buku atau dokumen lain mempercepat penemuannya, apalagi dalam perpustakaan yang memberlakukan sistem rak terbuka. Yang penting, klasifikasi harus sanggup menempatkan karya-karya yang saling berkaitan ke dalam tempat yang berdekatan. Dengan demikian, maka juga terjadi sebaliknya, bahwa karya-karya yang saling berjauhan atau bidang-bidang yang tidak memiliki ciri dan sifat yang sama (berlainan sifat dan cirinya), ditempatkan ke dalam tempat yang saling berjauhan.
Banyak bagan klasifikasi yang ada, namun setiap bagan pada akhirnya menuntun para pengguna kepada buku, media, atau koleksi lain yang dibutuhkannya, khususnya pada sistem layanan terbuka, serta bagi para petugas dan pustakawan dalam mencari buku atau dokumen lain untuk kepentingan penggunanya/pelanggannya. Pada yang terakhir ini terutama pada sistem rak tertutup. Mana yang baik di antara sistem terbuka dan tertutup tersebut, tidak perlu dipertentangkan, karena masing-masing sistem mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri. Pada sistem rak terbuka, misalnya, pengguna bisa terdorong untuk melakukan browsing (melihat-lihat secara umum dan sepintas) jajaran koleksi perpustakaan secara langsung, dan oleh karena itu konsep ini dapat merangsang kesadaran intelektual.
Sementara itu, pada sistem rak tertutup, bisa mengurangi salah tangan, salah penempatan, dan pencurian buku. Pada sistem tertutup ini diajarkan kepada pengguna untuk menyandarkan kepada petugas untuk mengambilkannya setelah melalui pencarian jenis dan bentuk buku atau koleksi lain melalui katalog.
Pada sistem rak terbuka, diperlukan suatu sistem klasifikasi yang logis dan komprehensif agar para pengguna dapat menemukan subjek secara bersama-sama pula. Memang tidak menjadi masalah, apapun sistem yang digunakan, sistem klasifikasi tetap perlu kartu katalog sebagai sumber utama referensi utama. Dan ia juga harus lengkap dan mutakhir. Kartu katalog memberikan akses terhadap buku-buku, dokumen, atau koleksi lain yang ada di perpustakaan berdasarkan nama pengarang, judul buku atau dokumen, atau subjek, serta memberikan atau menyediakan nomor buku guna menemukan tempat buku dalam raknya.
Dengan melihat kondisi seperti tersebut di atas, maka yang namanya klasifikasi dan katalog ibarat saudara sekandung, artinya yang satu menjadi pelengkap yang lainnya. Klasifikasi tanpa katalog, tidak sempurna, juga sebaliknya, katalog tanpa klasifikasi, kurang berguna.
Perlu diingat di sini bahwa yang namanya klasifikasi adalah satu istilah yang digunakan untuk suatu proses yang bisa bermakna dalam rangka membuat skema atau bagan klasifikasi, dan termasuk juga kegiatan mengklasifikasikan suatu dokumen atau media sumber informasi. Guna memahami masalah-masalah teoretis tentang klasifikasi perpustakaan, maka secara singkat kita perlu membicarakan pengertian klasifikasi pengetahuan secara umum, atau yang sering disebut sebagai klasifikasi filosofis.
Secara sederhana, bagan atau skema klasifikasi didefinisikan sebagai suatu susunan kelompok kelas, suatu kelas tertentu yang kemudian dibagi ke dalam golongan-golongan yang mempunyai sifat dan ciri sama. Artinya pengelompokan berdasarkan ciri dan sifat yang sama. Ciri atau karekteristik di sini maksudnya adalah sifat pengelompokan konsep-konsep atau subjek yang terbagi-bagi sesuai dengan ciri yang dimilikinya. Dengan demikian, maka tujuan klasifikasi dalam hal ini adalah menempatkan benda-benda yang memiliki sifat sama secara bersamaan (ke dalam tempat yang sama atau berdekatan), dan menempatkan secara terpisah benda-benda yang memiliki sifat dan ciri yang berbeda.
Seperti telah ditunjukkan oleh Shera dan Egan bahwa "tidak ada teori pengetahuan, dan oleh karena itu tidak ada susunan pengetahuan, jika tidak mengingat akan kemampuan melekat pada pikiran manusia dalam membentuk konsep-konsep; serta merasakan konsep-konsep di luar pengelompokan secara mental yang meliputi dan mengelola sejumlah konsep spesifik yang mungkin ada". Karena pengklasifikasian setiap jenis benda bergantung kepada kemampuan intelektual yang melekat ini, maka pengklasifikasi harus memulai dengan memahami secara eksplisit tentang konsep dan pengelompokan. Konsep adalah pengenalan akan pola-pola sifat (qualities), atau struktur, yang memungkinkan pikiran menyebutkan objek dalam kaitannya dengan kenyataan konsistensi yang bisa diulang-ulang.
Menurut Aristoteles (dalam Wynar, 1972 dan juga Buchanan, 1979), semua pengetahuan ilmiah terdiri atas pengelompokan fakta-fakta atau keterangan-keterangan (particulars) di bawah konsep kelas secara bersamaan, serta dalam menggabungkan konsep-konsep tadi ke dalam suatu sistem. Tujuan ilmu adalah suatu batasan yang dapat menjelaskan ciri subjek dengan sifat-sifat dasarnya, serta dengan membedakan sifat-sifat tersebut dari kelompok-kelompok lainnya. Dengan demikian, tujuan akhir ilmu adalah pengelompokan objek-objek pengetahuan secara lengkap ke dalam kelompok-kelompok kelas, mempertunjukkan semua kesamaan dan perbedaan dalam sifat-sifat berbagai kelas.
Konsep ilmu seperti ini dijelaskan oleh Aristoteles. Ia mengatakan bahwa definisi suatu konsep istilah atau kelas, harus merupakan suatu statement yang lengkap tentang:
(1) Sifat-sifat dasar kelas. Contohnya adalah orang. Orang adalah hewan yang mampu berbicara secara rasional.
(2) Sifat-sifat khusus orang. Contohnya adalah orang mampu tertawa.
(3) Genus lain yang lebih tinggi. Contohnya, orang adalah binatang.
(4) Sifat-sifat yang membedakan orang dari semua spesies binatang lainnya. Contohnya, manusia adalah orang yang mampu berbicara.
(5) Sesuatu yang kebetulan ada, yaitu sifat-sifat yang merupakan bukan bagian dari definisi, tetapi pada umumnya ada pada setiap kelas dan kelas-kelas lainnya. Contohnya, orang adalah objek materi.

Pengelompokan ala Aristetolian ini sudah cukup terkenal. Dalam menggolongkan pengetahuan semesta (universal), ahli filsafat membatasi sepuluh kelas (kelompok benda yang paling disukai) sebagai berikut:
1. zat (substance) 2. kuantitas 3. kualitas
4. hubungan 5. tempat 6. waktu
7. situasi/posisi 8. posesi* 9. aktualitas
10. passivitas * = barang milik atau karakter yang diperoleh.

Lebih jauh kita dapat menemukan epistemologinya Aristoteles dalam uraian Kant. Menurut Kant, selalu ada dua faktor dalam pengetahuan -- yaitu bahan mentah, yang merupakan pengalaman indera, dan kegiatan pikiran yang tersusun, terorganisasi atau terpadu (synthetic). Untuk memahami atau untuk mengindera penafsiran, atau penilaian, yaitu pembentukan konsep dan hukum yang merupakan susunan dan rangkaian, caranya adalah dengan memadukan atau menyusun isi persepsi indera. Bentuk-bentuk ini merupakan kategori atau pengelompokan, yaitu bentuk-bentuk pemikiran suatu objek secara universal dan fundamental serta hubungan-hubungan antar objek tadi. Melalui penggunaan kategori-kategori ini, pikiran membangun bahan persepsi indera ke dalam keseluruhan pengalaman yang jelas (intelligible), sistematis, dan tersusun rapi.
Kategori Kant ini sesuai dengan klasifikasi atau penafsiran di dalam logika tradisional, sebagai berikut:
(1) Kategori-kategori kuantitas
kesatuan
pluralitas
totalitas
(2) Kategori-kategori kualitas
realitas
ketiadaan (negation)
keterbatasan (limitation)
(3) Kategori-kategori hubungan
kemelekatan (inherence) dan penghidupan (subsistence) atau zat (substance).
kausalitas dan ketergantungan.
komunitas atau pertukaran kepengaruhan (reciprocity of causal influence).
(4) Kategori-kategori modalitas - pengandaian
kemungkinan - kemustahilan
keberadaan - ketiadaan
keperluan - kebetulan (contingency).

Untuk menggambarkan teori dan argumen Kant, berikut diberikan gambaran beberapa contoh kategori dalam bentuk penerapan:
1) Kesatuan. Pikiran menyatukan berbagai sensasi. Contohnya seperti warna, bentuk berat, ukuran, rasa, dsb. ke dalam kesatuan atau identitas yang namanya jeruk, misalnya.
2) Pluralitas. Untuk menghitung sekantong jeruk, pikiran harus mengulanginya, seperti katakanlah, dua belas kali. Mengenali identitas kesatuannya serta menambahkan atau memadukan masing-masing satu kepada jumlah yang sudah diakui sebelumnya.
3) Zat. Pikiran dapat mengakui perubahan hanya dengan menunjukkan segala sesuatu yang tetap/permanan. Tanpa adanya kesadaran tentang keabadian, maka tidak ada perubahan, juga sebaliknya. Dengan begitu, maka jika kita berpikir tentang suatu objek, sebuah meja, misalnya, kita dapat mengatakan perubahan penampilannya hanya jika kita mengakui keidentikannya bahwa ia berubah.
4) Kausalitas. Hubungan kausal adalah satu dari rangkaian urutan yang perlu dan tidak bisa dibalik-balik. A penyebab B, berarti A harus terjadi pertama sebelum kejadian B. Namun dari pengalaman indera kita sendiri, kita tidak dapat memperoleh ide dengan rangkaian yang perlu dan tidak bisa terbalik itu.

Sekarang jelas bahwa penggunaan atau penerapan seluruh kategori itu mempunyai arti harus selalu sintesis, terorganisasi atau tergabungkan, termasuk pada beberapa hal dalam pengalaman indera yang semrawut (chaotic) dan berjenis-jenis. Pengetahuan meliputi baik yang sintesis maupun yang analitis. Kita harus melihat benda secara bersama sebelum bagian-bagiannya; namun juga kita tidak bisa melihat benda bersama-sama kecuali kalau kita meletakkannya bersama-sama.




Page 1
6
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
Penyusunan bab dua ini bertujuan untuk membantu dalam melakukan
proses perancangan dan pembuatan search engine, user interface maupun untuk
pembuatan rule dari software Peminjaman Buku secara Personal Berbasis Web di
Perpustakaan. Bab ini berisikan teori yang berhubungan dengan pembuatan
software Peminjaman Buku secara Personal Berbasis Web di Perpustakaan,
seperti pengertian Sistem Informasi, pengertian tentang Perpustakaan, pengertian
tentang PHP, pengertian tentang MySQL(My Structured Query Language),
pengertian tentang Document Flow, pengertian tentang ERD(Entity Relationship
Diagram), pengertian tentang DFD(Data Flow Diagram), pengertian tentang
HARD (High Accuracy Retrieval from Documents), pengertian tentang TF-
IDF(Term Frequency – Inverse Document Frequency). Penjelasan dari teori-teori
tersebut akan diuraikan pada sub-bab berikut ini.
2.1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi
informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi
(Whitten, Bentley & Dittman, 2004, p.10).
2.1.1. Struktur Sistem Informasi
Berikut ini adalah struktur dasar dari sistem informasi (Nordbotten, 1985,
p.14):
________________________________________
Page 2
7
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1. Struktur dasar Sistem Informasi

Information Archive, menyediakan lokasi untuk sekumpulan informasi pada
sistem.

Storage, meliputi proses informasi untuk koleksi, interprestasi, klasifikasi
dan penyimpan.

Retrieval, terdiri dari proses dari informasi untuk meminta penafsiran,
mencari dalam information archive dan menghasilkan informasi yang
diminta.

Manipulation, menyediakan proses dimana satu informasi atau lebih yang
telah diterima dapat diproses untuk menghasilkan sebuah informasi yang
baru.

Transfer, menyediakan proses yang memindahkan informasi dari
penyimpanan ke titik output yang diinginkan.

Dissemination, menyediakan proses untuk memisahkan suatu informasi dari
storage agar mampu dipahami oleh manusia sehingga dimungkinkan agar
manusia dapat membuat salinan.
2.2. Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata dasar ”pustaka”. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (p.782), pustaka berarti kitab atau buku. Batasan perpustakaan
ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya. Buku dan terbitan
tersebut biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan oleh
pengguna, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku atau terbitan lainnya
termasuk di dalamnya antara lain (Sulistyo-Basuki, 1991, p.3) :
________________________________________
Page 3
8
Universitas Kristen Petra

Semua bahan cetak yaitu buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding, maupun
skrip (naskah) dan lembaran musik.

Berbagai karya media audiovisual seperti film, slide, kaset, piringan hitam,
bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis dan mikroburam (micropaque).
Beberapa kegiatan yang umumnya ada dalam setiap perpustakaan, yaitu
pengadaan, pengolahan dan sirkulasi. Kegiatan pertama, pengadaan, merupakan
proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.
Perpustakaan membeli atau memperoleh koleksi dengan beberapa cara, antara lain
(Sulistyo-Basuki, 1991, p.3): pembelian, pertukaran atau barter, hadiah, dan
keanggotaan organisasi. Kegiatan kedua, pengolahan, adalah pekerjaan yang
diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak
atau tempat tertentu yang telah disediakan (Sutarno, 2004, p.151). Kegiatan
meliputi aktifitas pengklasifikasian koleksi dan pembuatan katalog. Kegiatan
ketiga, sirkulasi, merupakan proses dari awal pendaftaran anggota, peminjaman
buku, pencatatan buku yang akan dipinjam, sampai dengan pengembalian buku
yang sedang dipinjam. Perpustakaan juga memiliki aturan untuk peminjaman.
Aturan tersebut disebut dengan policy. Aturan tersebut mengatur mengenai lama
peminjaman, banyak koleksi yang dapat dipinjam, banyak perpanjangan beserta
denda yang diberikan jika mengalami keterlambatan pengembalian. Selain
peminjaman, perpustakaan juga memiliki aturan untuk pemesanan. Anggota dapat
melakukan pemesanan terhadap buku yang sedang dipinjam oleh anggota lain
ataupun memesan buku yang belum tersedia di perpustakaan.
Untuk kebutuhan Tugas Akhir ini, penulis hanya akan membahas mengenai
pengkatalogan dan klasifikasi buku pada perpustakaan.
2.2.1. Katalog dan Klasifikasi Buku pada Perpustakaan
2.2.1.1. Katalog
2.2.1.1.1 Pengertian Katalog
Katalog berasal dari bahasa Latin “catalogus†yang berarti daftar
barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Contoh katalog dalam
________________________________________
Page 4
9
Universitas Kristen Petra
pengertian umum adalah Sophie Martin Le Catalogue, katalog penerbit dan
sebagainya (Nur, 2007).
Beberapa definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan
sebagai berikut (Nur, 2007) :
1. Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun
menurut sistem tertentu.
2. A catalogue is a list of, an index to, a collection of books and/or other
materials. It enables the user to discover : what material is present in the
collection, where this material may be found.
3. Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka
yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang
disusun menurut aturan dan sistem tertentu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar
dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara
sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui
dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi
tersebut dapat ditemukan. Selain itu, di dalam catalog juga dicantumkan data
penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi
intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.
2.2.1.1.2 Tujuan dan Bentuk Katalog
Menurut pustakawan Cutter pada tahun 1876, tujuan katalog adalah
sebagai berikut (Sis, 2007, p.1-2) :
1. Memungkinkan seseorang mememukan sebuah buku yang diketahui
berdasarkan
a. pengarang
b. judul atau
c. subyek
2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan
a. oleh pengarang tertentu
________________________________________
Page 5
10
Universitas Kristen Petra
b. berdasarkan subyek tertentu, atau
c. dalam jenis literature tertentu
3. Membantu dalam pemilihan buku
a. berdasarkan edisinya
b. berdasarkan karakternya.
Ada beberapa macam bentuk katalog sesuai dengan perkembangan
perpustakaan diantaranya adalah:
1. katalog buku
2. katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas
3. katalog kartu, yaitu kartu katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm kemudian
kartu katalog dijajarkan dalam laci katalog
4. katalog komputer (OPAC) yaitu katalog terbacakan komputer.
2.2.1.2. Klasifikasi
Arti kata klasifikasi adalah penyusunan sesuatu dalam susunan yang logis
sesuai dengan tingkat kemiripan atau kesamaannya. Sebelum suatu bahan pustaka
yang relevan dapat ditemukan kembali harus diadakan penelusuran (search)
terlebih dahulu di dalam "gudang" informasi yang disebut perpustakaan. Tentunya
tidak praktis jika seluruh koleksi perpustakaan ditelusuri satu per satu. Prinsip
dasar dalam temu kembali informasi adalah bahwa penelusuran untuk suatu bahan
pustaka dilakukan pada sebagian koleksi itu, yakni pada bagian yang secara
potensial paling relevan untuk memenuhi suatu permintaan.
Bagian dari koleksi bahan pustaka disebut kelas. Kelas dalam batasan
umum adalah suatu kelompok benda yang memiliki beberapa ciri yang sama.
Terompet, seruling, saxophone, harmonika misalnya, merupakan instrumen musik
yang mengeluarkan suara dengan ditiup. Suara yang keluar melalui medium itu
merupakan satu ciri instrumen tersebut, sehingga instrumen-instrumen itu dapat
dimasukkan dalam satu kelas yang disebut instrumen musik tiup.
Dalam penelusuran informasi, kelas adalah sekelompok bahan pustaka
yang paling sedikit mempunyai satu ciri yang sama. Kegiatan pengelompokan
atau pembentukan kelas disebut klasifikasi. Satu bahan pustaka dapat memiliki
beberapa ciri, misalnya; ciri pengarang, ciri subyek, ciri fisik dan ciri-ciri lainnya.
________________________________________
Page 6
11
Universitas Kristen Petra
Oleh karena itu satu bahan pustaka dapat dikelompokkan menurut setiap ciri yang
ada pada bahan pustaka itu.
Pengumpulan bahan pustaka di perpustakaan dikelompokkan berdasarkan
informasinya (subyeknya). Pengelompokan berdasarkan ciri subyek ini di
perpustakaan disebut klasifikasi fundamental. Sedang pengelompokan menurut
ciri lainnya disebut klasifikasi artifisial. Misalnya pengelompokan menurut
pengarang, atau menurut ukuran fisik. Klasifikasi yang diterapkan di pusat
informasi dan perpustakaan didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap
buku dan bahan pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subyek.
Hal ini sangat berguna bagi mereka yang senang membaca atau mencari informasi.
Dengan demikian, klasifikasi berfungsi ganda, yaitu (1) sebagai sarana
penyusunan bahan pustaka di rak, dan (2) sebagai sarana penyusunan entri
bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan
sistematis. Sebagai sarana pengaturan bahan pustaka di rak, klasifikasi
mempunyai dua tujuan yaitu: (1) membantu pemakai mengidentikkan dan
melokalisasi sebuah bahan pustaka berdasarkan nomor panggil, dan (2)
mengelompokkan semua bahan pustaka sejenis menjadi satu. Dengan kata lain,
tujuan utama klasifikasi di perpustakaan adalah mempermudah pencarian bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan. (STAIN, 2003, p.3)
2.2.1.3. Pemesanan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (p.746), kata pemesanan
memiliki arti suatu proses, perbuatan, cara memesan atau memesankan.
Sedangkan kata online memiliki pengertian adanya hubungan atau tersambung
melalui media internet. Jadi pemesanan online dapat diartikan sebagai suatu
proses memesan sesuatu(dalam hal ini pemesanan buku) dengan menggunakan
media internet.
Langkah-langkah atau prosedur untuk melakukan pemesanan online pada
umumnya adalah (Yayasan Obor Indonesia, 2006):
1. Pengguna mencari buku yang dikehendaki melalui fasilitas menu
pencarian buku.
________________________________________
Page 7
12
Universitas Kristen Petra
2. Pengguna memilih buku yang ditemukan dari hasil pencarian di Catalog
Buku Online untuk dipesan.
3. Melanjutkan pencarian buku selanjutnya melalui fasilitas menu pencarian
buku.
4. Ulang langkah - langkah di atas jika Pengguna masih ingin menambah
buku yang ingin dipesan.
5. Jika buku yang akan Pengguna pesan sudah tepat. Pilih menu reserve yang
ada di bagian bawah halaman pemesanan.
6. Click link print untuk mencetak bukti pemesanan buku yang sudah
dilakukan oleh pengguna.
2.3. PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa
berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya
akan dikirim ke client, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus,
PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya PHP dapat membentuk
suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini.
Pada saat ini, PHP cukup populer sebagai piranti pemrograman web,
terutama di lingkungan linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga dapat
berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows NT dan Macintosh.
PHP bersifat bebas dipakai dan tidak perlu membayar apapun untuk menggunakan
perangkat lunak ini (Kadir, 2004, p.2).
2.3.1. Skrip PHP
Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML. HyperText
Markup Language (HTML) adalah bahasa standar untuk membuat halaman-
halaman web. Kode PHP diawali dengan . Pasangan
kedua kode inilah yang berfungsi sebagai tag kode PHP. Berdasarkan tag inilah,
pihak server dapat memahami kode PHP dan kemudian memprosesnya. Hasilnya
dikirim ke browser. Kode PHP menyerupai bahasa C (Kadir, 2004)
________________________________________
Page 8
13
Universitas Kristen Petra
2.3.2. Variabel PHP
Variabel adalah suatu bentuk kata atau huruf atau string yang berfungsi
untuk menyimpan suatu nilai dan nilai didalamnya dapat diubah sewaktu-waktu.
Aturan-aturan yang digunakan untuk menuliskan variabel dalam PHP adalah
sebagai berikut (Nugroho, 2004):
• Pendeklarasian variabel harus ditandai dengan string ($)
• Variabel dapat menggunakan huruf kecil maupun huruf besar atau perpaduan
antara keduanya
• Penulisan variabel tidak boleh menggunakan angka
• Apabila ingin menggunakan angka sebagai variabel maka dapat menggunakan
tanda underscor (_) untuk memulainya
• Tidak boleh menggunakan bentuk-bentuk karakter yang tergolong ke dalam
kode ASCII.
2.3.3. PHP dan Database
Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan
berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, PHP dapat menampilkan data
yang bersifat dinamis yang diambil dari database.
Pada saat ini PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai database
meskipun dengan kelengkapan yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah
(Kadir, 2004, p.6-7):
• Microsoft Access
• MSQL
• MySQL
• Oracle
• Postgre SQL
• Sybase, dsb.
2.3.4. Koneksi PHP dan MySQL
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk dapat menghubungkan
program PHP dengan database MySQL adalah membuka koneksi. Hal tersebut
________________________________________
Page 9
14
Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan melakukan ijin akses yang menunjuk pada alamat server dan
soket yang dimiliki database MySQL tersebut.
Untuk melakukan pembukaan koneksi dengan database PHP memiliki
fungsi yang disebut mysql_connect() dengan sintaks dasar sebagai berikut:
mysql_connect (sting host, sting username, sting password)
Sintaks di atas khususnya pada host dapat diisi dengan alamat server
MySQL tersebut berada. Apabila database MySQL berada pada komputer tempat
membuat program maka menggunakan localhost sebagai nilainya. Sedangkan
apabila letak dari database berada pada komputer lain maka menggunakan nomor
IP sebagai alamat pemanggil (Nugroho, 2004).
2.4. MySQL
MySQL (My Structured Query Language) adalah salah satu jenis database
server yang sangat terkenal. Hal tersebut dikarenakan MySQL menggunakan SQL
sebagai bahasa dasar untuk mengakses database. SQL adalah suatu bahasa
permintaan terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengakses
database. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel.
Setiap tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau
beberapa kolom (Kadir, 2004, p.348).
2.5. Document Flow
Document flow menggambarkan hubungan antara input, proses dan output.
Sebuah document flow akan mengidentifikasi input yang masuk ke dalam sistem
dan asal dari input tersebut. Input dapat berupa data baru yang masuk ke dalam
sistem atau data yang disimpan untuk digunakan di masa yang akan datang.
Document flow juga menampilkan logika yang digunakan komputer ketika
melakukan proses dalam sistem. Hasil informasi baru merupakan komponen
output yang dapat disimpan untuk digunakan di masa yang akan datang dan
ditampilkan dalam layar komputer atau dicetak di kertas. Dalam beberapa hal,
output dari sebuah proses adalah input untuk proses lainnya (Romney, 2000, p.75).
________________________________________
Page 10
15
Universitas Kristen Petra
2.5.1. Simbol-simbol Document Flow
Document Flow disusun dengan simbol. Simbol tersebut merupakan alat
bantu yang penting dalam menggambarkan sebuah proses dalam program. Simbol
dalam document flow dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (Romney, 2000, p.73) :
a. Simbol Input / Output
Simbol input / output dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Simbol Input / Output
Simbol
Nama
Keterangan
Document
Menunjukkan dokumen atau laporan,
dokumen tersebut adalah dokumen
yang diolah dengan tangan atau
dicetak dari komputer
Multiple
Document
Menunjukkan dokumen yang sama
yang dicetak beberapa kali untuk
kepentingan tertentu.
Input / Output
Menunjukkan sebuah input / output
dalam sebuah proses.
Online Keying
Data yang dimasukkan melalui alat
seperti keyboard atau barcode.
Sumber : M. Romney & P. Steinbart, Accounting Information Systems, (Prentice
Hall, 2000, p.69).
b. Simbol Proses
Simbol proses dapat dilihat pada Tabel 2.2.
________________________________________
Page 11
16
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2 Simbol Proses
Simbol
Nama
Keterangan
Computer
Processing
Menggambarkan proses yang
dilakukan dengan / oleh komputer,
biasanya dalam mengubah data atau
informasi.
Manual operation
Menggambarkan proses yang
dilakukan secara manual.
Sumber : M. Romney & P. Steinbart, Accounting Information Systems, (Prentice
Hall, 2000, p.69).
c. Simbol Storage
Simbol storage dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Simbol Storage
Simbol
Nama
Keterangan
Magnetic Disk
Data disimpan secara permanent
dalam magnetic disk dan digunakan
untuk master files.
File
File dokumen yang secara manual
disimpan dengan urutan:
N = nomor A = abjad D = tanggal
Sumber : M. Romney & P. Steinbart, Accounting Information Systems, (Prentice
Hall, 2000, p.70).
d. Simbol Flow dan Simbol Lainnya
Simbol flow dan simbol lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
________________________________________
Page 12
17
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.4 Simbol Flow dan Simbol Lainnya
Simbol
Nama
Keterangan
Document /
Processing Flow
Arah aliran dokumen atau proses.
Data / Information
Flow
Arah aliran data atau informasi,
biasanya digunakan untuk
menunjukkan proses menyalin data
dari satu dokumen ke dokumen
lainnya.
On-page
Connector
Menghubungkan aliran proses dalam
halaman yang sama, tujuannya agar
tidak ada arus yang bersilangan.
Off-page
Connector
Menghubungkan proses jika berganti
halaman, baik masuk atau keluar.
Decision
Menunjukkan jalan alternatif atau
percabangan.
Terminal
Menunjukkan awal, akhir atau
interupsi dalam proses atau program.
Sumber : M. Romney & P. Steinbart, Accounting Information Systems, (Prentice
Hall, 2000, p.71).
2.6. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan pemodelan data yang
menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas
dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten, Bentley &
Dittman, 2004, p.281).
2.6.1. Istilah-istilah dalam ERD
Berikut ini adalah beberapa istilah yang terdapat dalam suatu ERD
(Whitten, Bentley & Dittman, 2004, p.281), antara lain:
________________________________________
Page 13
18
Universitas Kristen Petra

Entity
Entity didefinisikan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk menyimpan data.
Sebuah entity dapat berupa kelompok orang, tempat, objek, kejadian atau
konsep tentang apa yang diperlukan untuk menyimpan data. Entity
digambarkan sebagai kotak segiempat dan diberi label dalam kata benda. 0
mengambarkan sebuah entity.
Gambar 2.2. Entity

Atribut (Attribute)
Atribut adalah identifikasi bagian data spesifik yang ingin disimpan dari
setiap entity tertentu. Selain itu, atribut juga merupakan sifat atau elemen dari
sebuah entity. Sebagai contoh, entity tb_peminjaman mempunyai atribut
id_peminjaman, tgl pinjam, tgl kembali dan atribut lainnya. Gambar 2.3
menggambarkan suatu atribut.
Gambar 2.3. Atribut

Relasi (Relationship)
Relasi atau hubungan adalah hubungan yang ada di antara satu atau lebih
entity. Relasi dapat menyatakan kejadian yang menghubungkan entity atau
Entity
________________________________________
Page 14
19
Universitas Kristen Petra
hanya persamaan logika yang ada di antara entity. Simbol relasi dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Relasi
2.6.2. Macam-Macam Relasi dalam ERD
Beberapa macam relasi antara entity yang satu dengan lainnya dalam suatu
ERD (Whitten, Bentley & Dittman, 2004, p.285):

Cardinality
Mendefinisikan jumlah kemunculan baik minimum atau maksimum satu
entity yang berhubungan dengan entity lain. Kedua nilai tersebut dapat
menghasilkan tiga macam relasi, antara lain :
1. One to one
Satu anggota entity mempunyai hubungan dengan satu anggota entity
yang lain. 0 menggambarkan relasi one to one.
Gambar 2.5. Relasi one to one
2. One to many
Satu anggota entity mempunyai hubungan dengan beberapa anggota
entity yang lain. Gambar 2.6 menggambarkan relasi one to many.
________________________________________
Page 15
20
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.6. Relasi one to many
3. Many to many
Beberapa anggota entity mempunyai hubungan dengan beberapa
anggota entity yang lain. Gambar 2.7 menggambarkan relasi one to
many.
Gambar 2.7. Relasi many to many

Mandatory
Mandatory digunakan untuk menandai apakah semua anggota entity harus
berelasi dengan yang lain atau tidak. Suatu entity disebut mandatory jika
semua anggotanya harus berhubungan dengan entity lain. Mandatory akan
diberi simbol ‘|’ pada relasinya. Jika ada anggota entity yang tidak harus
berhubungan dengan entity lain maka entity tersebut disebut non
mandatory/non obligator dan diberi simbol ‘o’ Gambar 2.8 menggambarkan
mandatory yang terjadi dalam relasi tersebut.
Ent_1
Ent_2
Gambar 2.8. Mandatory
________________________________________
Page 16
21
Universitas Kristen Petra
2.7. HARD (High Accuracy Retrieval from Documents)
HARD (High Accuracy Retrieval from Documents, 2004, p.2-7)
merupakan suatu proyek untuk meningkatkan akurasi dalam mencari suatu
informasi (dokumen) berdasarkan permintaan dari user. Untuk meningkatkan
akurasi pencarian suatu informasi/ dokumen, beberapa parameter digunakan untuk
lebih memperjelas topik, sehingga dapat membatasi query hanya pada topik yang
dicari. Parameter-parameter ini disebut sebagai metadata yang antara lain terdiri
dari: Genre, Geography, Granularity, Familiarity, Subject, dan Related Text.
Setiap parameter terdiri dari sekelompok nilai atau pilihan yang dibuat oleh
pembuat topik pada waktu topik tersebut disusun. Tujuan dari metadata adalah
mengembangkan suatu susunan profil, sehingga dapat membedakan setiap hasil
pilihan yang dibuat oleh user. Beberapa parameter metadata yang memiliki relasi
dengan profil dari dokumen adalah sebagai berikut:
• Subject
Nilai: Arts, Commerce, Current Events, Health & Medicine, Entertainment,
History, Law, Politics, Science, Sports atau Technology.
Parameter subyek ini akan mengkaitkan setiap dokumen pada satu atau lebih
nilai subyek sesuai dengan isi dari dokumen tersebut. Sehingga dengan
menambahkan (menentukan) nilai subyek yang diinginkan dalam proses
pencarian informasi, users dapat lebih membatasi pencariannya untuk
memperoleh informasi yang lebih akurat.
• Genre
Nilai : Artikel berita, Opini / Editorial, Lainnya, atau Semua
Parameter ini mengklasifikasi dokumen berdasarkan jenis artikel yang
dihasilkan. Artikel berita berisi laporan mengenai fakta dari suatu kejadian
tanpa disertai opini, saran, keputusan dan kesimpulan. Opini atau editorial
mengandung banyak fakta namun kesimpulan yang dihasilkan dapat berbeda
sesuai dengan sudut pandang yang digunakan.
• Geography
Nilai : Asia, Luar Asia, Semua
Parameter membatasi wilayah dari artikel yang dihasilkan. Artikel mengenai
masalah yang berkaitan dengan luar Asia tidak akan dihasilkan apabila
________________________________________
Page 17
22
Universitas Kristen Petra
wilayah yang dipilih adalah wilayah Asia meskipun berita tersebut didapatkan
dari sumber yang ada di Asia. Disisi yang lain, artikel yang berasal dari luar
Asia yang mendiskusikan hanya masalah Asia akan memenuhi nilai Asia dari
parameter ini. Dengan kata lain sumber artikel tidak berkaitan dengan
parameter ini.
• Familiarity
Nilai : sedikit atau banyak.
Parameter ini mendeskripsikan tingkat keahlian dari pencari. Jika annotator
memilih ‘sedikit’, query hanya akan menghasilkan artikel yang ditulis untuk
seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai topic tersebut. Hasil
yang diberikan tidak boleh mengandung teknik secara khusus atau konsep
tingkat tinggi. Begitu juga apabila pencari memilih ‘banyak’, diharapkan hasil
dari query mengandung referensi mengenai istilah, kata, tempat dan konsep
yang dijelaskan secara lengkap. Parameter ini merupakan parameter yang
paling subyektif dari semua parameter metadata, dan merupakan hal yang
paling sulit untuk ditaksirkan.
• Granularity
Parameter ini mengenai taksiran level resolusi yang berhubungan dengan yang
sebenarnya queries yang memiliki "passage" yang dipilih untuk parameter ini
akan menerima taksiran resolusi yang lebih tinggi daripada yang telah
ditunjuk untuk analisis dokumen-level. Hasil pencarian "passage" akan dibaca
secara detail untuk kedua kalinya, dan bagian yang berhubungan dari tiap
dokumen akan dicetak tebal, hal ini tidak mempengaruhi hasil jumlah
informasi yang diinginkan, hanya detail yang memiliki hasil yang akan dibaca.
• Related Text
Nilai : Tidak dapat ditentukan
Parameter ini memungkinkan annotators untuk melihat dua contoh dokumen
dari pencari, satu dokumen memiliki hubungan dengan metadata dan mewakili
dokumen yang diinginkan, dan yang kedua sesuai dengan topik tetapi tidak
memenuhi parameter metadata. Meskipun parameter ini akan membantu
pencari, hal ini juga bermaksud untuk membantu annotators. Parameter ini
memberi annotators kesempatan untuk melihat lagi tahap pembuatan topik
________________________________________
Page 18
23
Universitas Kristen Petra
dan menambah pengalaman mereka tentang pandangan awal untuk query yang
mereka prakarsai.
• Metadata – Narrative
Nilai : Tidak dapat ditentukan Parameter ini memberi kesempatan pada
annotators untuk menunjukkan bagaimana mereka pikir parameter metadata
yang mereka pilih akan mempengaruhi hasil pencarian. Mereka sebaiknya
melihat daftar parameter metadata dan menunjukkan parameter mana yang
mereka pikir akan menjadi batasan yang paling besar dalam hasil pencarian.
Seperti parameter Related Text, metadata-narrative berguna untuk annotator
dan pencari. Parameter ini menyajikan pembenaran untuk parameter yang
dipilih.
2.8. TF-IDF(Term Frequency – Inverse Document Frequency)
Metode Tf-Idf (Larson, RayR., & Hearst, Marti.) merupakan suatu cara
untuk memberikan bobot hubungan suatu kata (term) terhadap dokumen. Metode
ini menggabungkan dua konsep untuk perhitungan bobot yaitu, frekuensi
kemunculan sebuah kata didalam sebuah dokumen tertentu dan inverse frekuensi
dokumen yang mengandung kata tersebut. Frekuensi kemunculan kata didalam
dokumen yang diberikan menunjukkan seberapa penting kata tersebut didalam
dokumen tersebut. Frekuensi dokumen yang mengandung kata tersebut
menunjukkan seberapa umum kata tersebut. Sehingga bobot hubungan antara
sebuah kata dan sebuah dokumen akan tinggi apabila frekuensi kata tersebut
tinggi didalam dokumen dan frekuensi keseluruhan dokumen yang mengandung
kata tersebut yang rendah pada kumpulan dokumen (database).
Rumus umum untuk Tf-Idf (2.1) :
idf
tf
wij
×
=
n
N
tf
w
ij
ij
log
×
=
(2.1)
Keterangan :
wij = bobot kata/term tj terhadap dokumen di
________________________________________
Page 19
24
Universitas Kristen Petra
tfij = jumlah kemunculan kata/term tj dalam di
N = jumlah semua dokumen yang ada dalam database
n = jumlah dokumen yang mengandung kata/term tj
(minimal ada satu kata yaitu term tj)
Berdasarkan rumus diatas, berapapun besarnya nilai tfij, apabila N = n maka akan
didapatkan hasil 0 (nol) untuk perhitungan Idf. Untuk itu dapat ditambahkan nilai
1 pada sisi Idf, sehingga perhitungan bobotnya menjadi sbb:
( )
(
)1
log
+
×
=
nN
tf
w
ij
ij
(2.2)
Rumus (2.2) dapat dinormalisasi dengan Rumus (2.3) dengan tujuan untuk
menstandarisasi nilai bobot ke dalam interval 0 s.d. 1, sbb:
Rumus Tf-Idf dengan menggunakan normalisasi
( )
(
)
( )
( )
(
)
[
]
∑ =
+
×
+
×
=
t
k
ik
ij
ij
nN
tf
nN
tf
w
1
2
2
1
log
1
log
(2.3)
Contoh Data :
Tabel 2.5 Terms Frequency dalam Dokumen
Dokumen d 1 d 1 d 1 d 2 d 2 d 2 d 3 d 3 d 3
Term
t 1
t 2
t 3
t 1
t 2
t 3
t 1
t 2
t 3
tf ij
1
2
0
1
2
3
2
3
0
Perhitungan hubungan Term 3
t dalam dokumen 2
d :
________________________________________
Page 20
25
Universitas Kristen Petra
431.4
477.13
1
1
3
log
3
23
23
23
=
×
=








+






×
=
w
w
w
Perhitungan hubungan Term 1
t dalam dokumen 1
d :
1
11
1
3
3
log
1
11
11
11
=
×
=








+






×
=
w
w
w
Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa semakin sedikit
suatu term ditemukan dalam document dan semakin banyak term tersebut dalam
dokumen tersebut, maka bobot hubungan antara term terhadap dokumen akan
semakin besar







Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://www.pnri.go.id/Lists/list%20pedoman/Attachments/20/Pedoman%20Penyelenggaraan%20Perpustakaan%20Desa.pdf.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Page 1
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
PERPUSTAKAAN DESA
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2001
________________________________________
Page 2
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Pedoman penyelenggaraan perpustakaan desa / Editing H. Soekarman K. ;
kata pengantar, Hernandono. - Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. 2000.
iv, 49 him. ; 23 cm.
ISBN 979-9316-35-9
1 . Perpustakaan umum - Buku pegangan, pedoman, dsb.
1 . Sukarman K. (Sukarman Kartosedono), Haji .
027.4
________________________________________
Page 3
KATA PENGANTAR
Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah perpustakaan masyarakat sebagai
salah satu sarana/media untuk memngkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan
masyarakat pedesaan, yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan
desa/kelurahan .
Fungsi utama Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah sebagai lembaga
layanan bahan pustaka dan infonnasi kepada masyarakat untuk kepentmgan
pendidikan, informasi dan penerangan, rekreasi dan hiburan sehat.
Agar Perpustakaan Desa/Kelurahan dapat melayani masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka perpustakaan perlu dikelola secara profesional menurut
sistem dan ketentuan umum yang berlaku dalam ruang lingkup pengembangan,
pembinaan dan pemberdayaan perpustakaan .
Buku pedoman. ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk atau
pedoman kerja kepada para pengelola perpustakaan di daerah termasuk bagi
perangkat Pemerintah Desa tentang berbagai aspek dan kegiatan yang perlu
dilaksanakan dalam penyelenggaraan, pengembangan,
pembinaan
dan
pemberdayaan Perpustakaan Desa/Kelurahan .
Kepada Tim penyusun dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan Buku Pedoman ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,
Oktober 2000
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
i
________________________________________
Page 4
SUSUNAN PANITIA TIM PENYUSUNAN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DESA
Pengarah
: Hernandono., 1NLS, MA
Nara Sumber
: 1 . Drs. H. Raclunat Natadjumena, Dip, Lib, MA
2 . Drs. Paul Permadi
3 . Drs. Supriyanto
Ketua
: Drs. Idris Kamah
Sekretaris
: Drs. Dedi Junaedi
Anggota
: l . Dra. Retno Hermawati
2. Drs. Upriyadi, SS
3 . Dra. Titik Kismiyati
4. Dra. Babay Jastantri
Editing
: Dr. H. Soekarman K, MLS
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 5
DAFTAR ISI
Hal .
KATA PENGANTAR . .... .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. . . .. .. .. ... . ... ... . .. .. ... .. . . . . . ..
i
DAFTAR ISI ..... .. .. ... . . . .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .. .. ... .. . . .. .. .. ._ .. ... .. . . ... . .... .. .. . ... . . .. .. .. ... . . . . . . . .
DAFITAR GAMBAR . . .... .. .... .. .. . . . ... .. .. .. . . . ... .. .. .. .. ... . . . .. ... .. .. .. . . .. .. .. .. . .. . .. .. .. . . . . ..
iv
BAB I
PENDAHULUAN . .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .... .. .. ... .. .. .. ... ... .. .. .. . . .. .. .. . . . . ..
1
A. Latar Belakang . . . .. .... .. .. .... .. .. ... .. .. .... .. .. .. ... .. . . . ... . ..... .. ... .. .:. .. .
1
B. Maksud dan Tujuan Buku Pedoman .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ...
1
C. Ruang Lingkup dan Sistematika Isi . . . ... .. .. .. .... . . .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .
2
BAB II
HAKEKAT PERPUSTAKAAN DESA .. .. ... .. . . . .. ... .. .. . . ... .. ... . . . . ..
3
A. Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . ..... .. .. .. . ... .. .. .. . . .... .. .. .. . . . .
3
B. Tujuan . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. .. .. .... .. .. .. ..... . . . ..... .. .. .. . . .. .. .. .. . . . .. .... .
3
C. Fungsi . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . .. .. .. .. .... .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ...
4
D. Pengurus Perpustakaan/Kelurahan dan Struktur
Organisasinva . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . .
5
E . Tugas Perpustakaan dan Tata Kerjanva. . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . .
6
BAB III
UNSUR-UNSUR UTAMA PADA PERPUSTAKAAN DESA
8
A. Ketenagaan.. .. .. .. . .. .. . . .. .... ..... .. .. .. .. .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
B. Anggaran.. .. .. .. .. ... .. .. .. .. . ... ..... .. .. .. .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
9
C. Gedung dan Perabot. .. .. .... .. .. .. .. ... .. ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
D. Koleksi. .... .... . . . .. .. .... .. . . .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
22
E . Layanan Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
36
BAB IV PEh1BINAAN PERPUSTAKAAN DESA .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. . . . . .
42
A. Tujuan Pembinaan .. .. .. .. .. .. .. ... .... .. .. .. .. .. ..... .. .. . . .... .. .. ... . . ...... ..
42
B. Aspek-Aspek Pembinaan ... . . . .. .. ... .. .. .... .. .. .. .. ... .. ..... .. ... . . . .. .. .
42
C. Pembinaan Terpadu Perpustakaan . . . . . . . . . . .. .. .. ..... . . . .. .. .. .. .. .. ..
43
D. Pelaporan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. .... .. ....... .. . . . ._..... ... .. .. .
46
BAB V
PENUTUP..................................................................................
48
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
49
________________________________________
Page 6
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar l. Struktur Organisasi Perpustakaan Desa/Keluarahan ... . ... .. . . . .
5
Gambar 2. Denah Perpustakaan Desa/Keluralian Yang menempati
gedung sendiri . .. ... .. ...... .. ....... .. .... .. .. .. .. ..... .. .... .... .. .. .... .. ..... .. . ..
13
Gambar 3 . Denah Perpustakaan Desa/Kelurahan yang menempati salah
satu mang di Kantor Kelurahan atau Balai Desa .... .. .. .... .. .. .. .
13
Gambar 4. Rak Buku Rendah ... ..... ........ ....... ......... ........ .... .. . .. ..... .... .. .. . .. .. 16
Gambar 5. Rak Buku Satu Muka .. .... .. .. .. ..... .. . .... .. ........ ..... .. .. ..... ......... . . . .
16
Gambar 6. Rak Buku Dua Muka .... .. .......... .. ... .. ..... .. .. .. .. .. ......... ....... .. . . . . ..
17
Gambar 7. Rak Majalah Dengan Papan Rak Landai . .. .. .... ............ .. ..... . . . . 17
Gambar 8. Meja Kerja . .. ................. ............. .... .. ..... ...... .. .. .. .......... .. .. .. . . . . ..
18
Gambar 9. Meja Sirkulasi .. ..... .. .. ._..... ........ .. ........ .. .. ... .. .......... .. ........ .. . . . . .. 18
Gambar 10. Kursi Baca/Kerja ..... .. .. ....... .. ...... .. .. .. ..... .... ...... .. .......... .. .... . .... 19
Gambar 11 . Meja Baca Persegi Paujang .. .. .......... .. .. ...... ...................... .. . . . . 20
Gambar 12. Meja Baca Bundar ............. ............ ...... .. ............ . .... .... ... ..... . . .. 20-
Gambar 13 . Lemari Katalog ....... ...... ............. ...... ..... .. .... .... ........ ........ .. . . . . .. 21
Gambar 14. Lad Katalog .... .. ... .. .. .... ........... ........... .. .. .. .. ............... ....... . . . . . . 21
Gambar 15. Stempel Perpustakaan Desa/Kelurahan .... .. .................. .. .. .. .... 25
________________________________________
Page 7
A . Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. baik vang berada di
kota-kota maupun yang tinggal di desa-desa. Dalam sistem pemerintahan di
Indonesia desa/kelurahan merupakan unit organisasi pemerintahan yang
terendah. Berdasarkan data yang ada, wilayah Indonesia terbagi menjadi 26
propinsi. 306 Dati 11 (Kabupaten/ Kotamadya). 6.000 Kecamatan. 68.000 Desa
dan 5.864 Kelurahan dengan jumlah penduduk 202 juta jiNva. Dan)juinlah
penduduk tersebut sekitar 60 - 70 % berada di pedesaan. Jumlah penduduk
pedesaan ini merupakan modal dasar pembangunan. Jika penduduk pedesaan
ini dapat dibina dengan sebaik-baiknva. maka diharapkan dapat menjadi
sumber daya manusia vang amat potensial dalam pembangunan.
Dalam hal inilah maka Pemerintah menetapkan kebijaksanaan khususnya
dalam pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan infonnasi bagi
semma masyarakat Indonesia yang diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan
bangsa serta meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan .
Mengingat betapa pentingnya keberadaan perpustakaan di pedesaan sebagai
salah satu sarana/media yang amat efisien dan efektif untuk mendapatkan
infonnasi, maka Perpustakaan Nasional RI sebagai instansi pembina semua
jenis perpustakaan meniandang perlu menyusun Buku
Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Desa sebagai bahan acuan atau petunjuk
penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan .
B. Maksud dan Tujuan Buku Pedoman
Tujuan utama dari penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Desa/Kelurahan adalah untuk memberikan petunjuk atau pedoman kepada para
pelaksana di daerah terutama bagi perangkat Pemerintah Desa/Kelurahan.
tentang berbagai aspek dan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
penyelenggaraan layanan Perpustakaan Desa/ Kelurahan. Hal ini dimaksudkan
agar tercapai keseragaman dalam pengelolaan dan pelaksanaan layanan
Perpustakaan Desa/Kelurahan.
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 8
C. Ruang Lingkup dan Sistematika Isi
Buku Pedoman ini terdiri dari 5 (lima) bab. sebagai berikut
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
.o%r%al 0%-Fn [174 G_CA_7
BabI
: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
maksud dan tujuan buku pedoman serta ruang lingkup
dan sistentatika isi.
Bab II
: Hakekat Perpustakaan Desa yang menguraikan
mengenai pengertian Perpustakaan Desa. tujuan
Perpustakaan Desa. fungsi Perpustakaan desa serta
organisasi dan tata kerja Perpustakaan Desa.
Bab III
: Unsur-unsur Utama pada Perpustakaan Desa yang
berisi tentang ketenagaan, anggaran, gedung. perabot,
koleksi dan layanan Perpustakaan Desa. .
Bab IV
: Menguraikan mengenai Pembinaan Perpustakaan
Desa yang meliputi tujuan pembnaam aspek-aspek
pembinaan. pembinaan terpadu Perpustakaan Desa
dan pelaporan Perpustakaan Desa.
Bab V
: Penutup.
________________________________________
Page 9
A. Pengertian
BAB II
HAKIKAT PERPUSTAKAAN DESA
Dalam sistem pemerintahan di Indonesia pada saat ini terdapat unit organisasi
pemerintahan yang terendah yaitu desa dan kelurahan . Pengertian kedua istilah
ini lama saja yang berbeda adalah bahwa istilah Desa terdapat pada kabupaten
sedangkan istilah kelurahan terdapat pada kola.
Selanjutnya dengan keluarnya Instruksi Mendagri No. 28 Tahun 1984 tanggal
23 Juli 1984 tentang Perpustakaan Desa/Kelurahan makajenis perpustakaan ini
perlu dibangun dan dikembangkan. Berdasarkan data yang ada menunjukkan
bahwa dari jumlah desa yang terdapat di seluruh Indonesia (lebih dari 73.000
unit) belum sampai 10 % diantaranya memilild perpustakaan desa karena itulah
maka salah satu alasan diterbitkannya buku pedoman ini adalah agar
pemerintah daerah dapat membangun dan mengembangkan perpustakaan
desa/kelurahan dengan berpedoman pada buku ini.
Adapun pengertian Perpustakaan desa/Kelurahan dalam buku pedoman ini
adalah "Perpustakaan Rakyat sebagai salah satu aspek dari pada urusan
pendidikan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor
24 Tahun 1956 (LN Nomor 64 Tahun 1956) Juncto Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 1951 (LN Nomor 110 Tahun 1951) sebagai urusan
Pemerintah Pusat yang telah diserahkan kepada daeraW'.
B. Tujuan
Salah satu media/sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
membaca guna mencerdaskan kehidupan masyarakat desa/ kelurahan adalah
perpustakaan, oleh karena itu maka secara umum tujuan penyelenggaraan
Perpustakaan DesalKelurahan adalah
1 . Untuk menunjang program wajib belajar
2. Menunjang program kegiatan pendidikan seumur hidup bagi masyarakat
3. Menyediakan buku-buku pengetahuan. maupun keterampilan untuk
mendukung keberhasilan kegiatan masyarakat diberbagai bidang_
misalnva:
"
Pertanian (yang produktif)
"
Perikanan, peternakan, perindustrian
"
pengolahan. pemasaran dan lain-lain
Pedonian Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
3
________________________________________
Page 10
4. Menggalakkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan tvaktu litang
untuk inembaca agar tercipta masyarakat kreatif. dinamis. produktif clan
mandiri
5. Mern-impan clan mendayagunakan berbagai dokumen kebudavaan sebagai
sumber infomiasi, penerangan. perubangunan clan menambah waNvasan
pengetalruan masyarakat pedesaan.
6. Memberikan semangat clan hiburan yang sehal dalam pemanfaatan waktu
senggang dengan hal-hal yang bersifat membangwi.
7. Mendidik masyarakat untuk memelihara clan memanfaatkan bahan pustaka
secara tepat guna clan berhasil guna.
Dalam hal penyelenggaraannva. setiap desa/kelurahan, sevogyanya dapat
berperan sebagai benkut
1. Menumbuhkan. membina clan mengembangkan prakarsa clan swadaya
masyarakat desa/kelurahan di bidang perpustakaan;
2. Menampung, mengarahkan clan menyalurkan prakarsa sNvadaya
masyarakat desa/kelurahan tersebut dalam penvujudan/pelaksanaan
penyelenggaaan perpustakaan desa/kelurahan dengan saling berperan
serta sesuai kedudukan, tugas clan fungsi rnasing-masing.
Adapun penanggungjawab pelaksanaan perpustakaan desa/kelurahan yaitu
1. Kepala Desa/Kelurahan secam fungsional adalah penanggwig jawab
pelaksana penyelenggaraan perpustakaan desa/keluahan .
2. Pelaksana kegiatan sehari-hari atas perpustakaan desa/kelurahan dilakukan
oleh pengurus perpustakaan desa/kelurahan .
3. Dalarn melaksanakan tugasnya pengurus perpustakaan desa/kelurahan
menyampaikan laporan clan bertanggung jawab kepada kepala
desa/kelurahan .
C. Fungsi
Tugas pokok Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah melayani masyarakat
dengan menyediakan bahan pustaka/bacaan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang dilayani.
Adapun fungsi Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah sebagai beikut
1 . MengumpulkaA mengorganisasikan clan mendayagunakan bahan pustaka
tercetak maupm terekam.
2. Mensosialisasikan manfaatjasa perpustakaan.
3 . Mendekatkan buku clan bahan pustaka lamnya kepada masvarakat.
4. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai pusat komunikasi clan
informasi .
5. Menyediakan Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai tempat rekreasi
dengan menyediakan bacaan hiburan sehat.
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 11
D. Pengurus Perpustakaan desa/Kelurahann dan Struktur Organisasinva
Adapun suswian keanggotaan pengurus perpustakaan desa/kelurahan sebagai
berikut
a. Seksi Agama
b. Seksi Penerangan
c. Seksi Pemuda
d. Seksi Kesejahteraan Sosial
e. Seksi-Seksi Lainnya pada LKMD
Sebagai catatan tambaham walaupun telah ditetapkan
sebagaimana disebutkan di atas, namun kepengurusan
dapat pula disusun berdasarkan susunan organisasi
Desa/Keluralian dan Kelembagaan Desa setempat, dengan tetap
mengikutsertakan masvarakat desa/kelurahan sebagai anggota perpustakaan
desa/kelurahan masing-masing .
susunan pengurus
Perpustakaan Desa
Pemerintahan
Dengan susunan kepengurusan seperti disebutkan diatas, maka struktur/bagan
organisasim-a akan berbentuk sebagai berikut
Gambar 1
Stnuktur Organisasi Perpustakaan Desa/Kelurahan
Pedomran Peaavelenggaraan Perpustak-cum Desa
1 . Penanggwigjawab
Kepala Desa/Kelurahan
2 . Ketua Penvelenggara
Ketua LKMD
3 . Wakil Ketua
Ketua Seksi Pendidikan dan
Kebudayaan P4 pada LKMD
4. Penulis
Ketua Seksi PKK pada LKMD
Anggota-anggota
________________________________________
Page 12
E. Tugas Perpustakaan clan Tata Kerjanya
"
Kepala Desa/kelurahan sebagai penang~ung ja%vab terselenggaranya
Perpustakaan Desa adalah bertanggung jawab ntendirikan, mengolali clan
rnemajukan perpustakaan .
"
Ketua clan wakil ketua bertanggung jawab atas kegiatan teknis clan
administrasi pengelolaan perpustakaan_ ketua clan wakil ketua iitilah yang
ntenyusun konsep perencatutan (Program Kerja) yang biasanya disusun
pads awal tahun anggaran.
"
Dari program kerja tersebut. kentudian dievaluasi pelaksanaamiya dart
terakltir menyusun laporan kegiatan tahunan. .
"
Adapun tugas Sekretariat adalah melaksanakan kegiatan administrasi.
surat menvurat_ persiapan perlengkapan pembelian bahan pustaka .
penyediaan kartu-kartu mituk mernproses bahan pustaka maupun
perlengkapan lairmya dalarn melaksanakan jasa lavanan.
Tugas anggota-anggota dalam kepengurusan perpustakaan desa adalah terdapat
pada sektor pengolaltan clan lavanan. Jumlali anggota yang dibutuhkan adalah
tergantmig dari volume kerja pada perpustakaan tersebut. Bilantana koleksi
perpustakaan sudah besar (banyak) clan bervariasi biasanya pengunjung atau
pemakaipwt akan banyak pula, dengan demikian tenaga pengelolanyapurt
mungkin akan ditambah juga. Selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan
akan sangat tergantung pada jtunlah koleksi serta jumlah yang hams dilayani
pada saat lavanan dibuka.
Dalant lampiran Instruksi Mendagri yang telalt beberapa kali disebutkan
dimuka menetapkan tugas pengunts Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai
berikut
"
Menghimpun- mendayagunakan- membina clan memeliltara secara
permanen baltan-bahan yang terkumpul dalarn perpustakaan yang berupa
buku-buku, majalah-majalah. brosur-brosur. manual-manual clan
sebagainya untuk kepentingan masyarakat:
"
Mengolali dalam arti mengelola bahan-bahan dimaksud dengan suatu
sistem, prosedur clan ntekanisme yang antar alain meliputi kegiatan-
kegiatan katalogisasi, klasifikasi, pencatatan pengkodean clan berbagai
jenis kegiatan perpustakaan laimtya sampai kepada melavatti pemitijaman
kepada yang memerlukannya .
"
Menvebarkan kentbali. dalarn arti melavani masyarakat sesuai dengan
keperluannya terlutdap perpustakaan, membantu pula penyelidik clan para
peneliti dalam ntencari penemuan-penetnuan baru_ serta membantu para
pelajar, siswa clan maltasiswa yang berkepentingan terhadap perpustakaan
desa/kelurahan :
"
Mentbantu penterintah desa/kelurahan dalarn niemas-varakatkan P4 dart
tugas-tugas lain yang sesuai dengan fungsi serta peranan perpustakaan.
Pedoman PenvelengQaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 13
Selanjutnya tata kerja perpustakaan desa/kelurahan pada pokoknya ditetapkan
sebagai berikut
"
Penanggung javvab perpustakaan desa/kelurahan adalah kepala
desa/kelurahan (lihat susunan organisasi di atas).
"
Kepala desa/kelurahan sebagai penanggwig jawab perpustakaan
desa/kelurahan wajib selalu berkonsultasi dengan camat sebagai pembina
umum perpustakaan desa/kelurahan, instansi-instansi teknis, dinas-dinas
dan lembaga-lembaga Non Departemen khususnya Perpustakaan Nasional
Provinsi.
Dalam memajukan dan mengelola perpustakaan desa/kelurahan kepala desa/
kelurahan harus selalu mengadakan koordinasi dengan pengurus perpustakaan
desa/kelurahan- Hubungan koordnasi dalam arti saling menunjang melengkapi
dan isi mengisi juga dilaksanakan antara sesama perpustakaan desa/kelurahan.
Dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan dan sistem penyelenggaraan
perpustakaan desa/kelurahan, kepala desa/kelurahan melakukan koordinasi
dengan LKMD, LD, PKK dan lembaga-lembaga desa/kelurahan lainnya.
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
7
________________________________________
Page 14
A. Ketenagaan
BAB III
,
UNSUR-UNSUR UTAMA PADA PERPUSTAKAAN DESA
Keberhasilan suatu Perpustakaan Desa/Keluraltan dapat diukur berdasarkan
pada tinggi rendalm_ya kentampuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan
fungsinva sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan
informasi dan rekreasi bagi masyarakat.
Perpustakaan Desa/Kelurahan sebagai suatu lembaga pendidikan non formal
dan sebagai sarana penwijang pendidikan formal.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi Perpustakaan Desa/Kelurahan rang cukup
strategis. maka persvamtan-persvaratan yang dittmtut untuk petugas
Perpustakaan Desa adalah sebagai berikut
1 . Persyaratan Mental
Seorang petugas perpustakaan harus memptutyai jiwa mengabdi terhadap
kepentingan masvarakat. menaruh perhatian yang besar terhadap hal-hal
ang ada kaitannva dengan penmbinaan perpustakaan dan minat baca.
2. Persvaratan Pengetahuan
Hal-hal umum Nang se%ogyanva diketahui dan kadangkadang mwigkin
harus dipelajari secara mendalam. adalah hal-hal rang mem-angkut
ntasyarakat setempat yang dilavani antara lain. tentang mata pencaharian
pokok masx-arakat. tentang kegemaran dan penggunaan waktu senggang
mereka. mengenal tokoh-tokoh masyarakat dan penganth mereka.
mengetahui dunia bacaan dan penerbitan pada umunutva dll.
Tcknik-teknik penvelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan yang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut
a.
Menata gedwig/ruang perpustakaan_ antara lain dengan cars mengatur
letak rak-rak buku. lemari katalog. meja baca. serta perlengkapan
lainn-va.
b. Mengembangkan koleksi baik melalui pembelian. hadiah_ tukar
menukar dan lain-lain.
c.
lengolah bahan pustaka, (katalogisasi. klasifikasi pemasangan label,
kantong_ dll) dan mengatur bahan pustaka tersebut di rak (sehingga
buku-buku selalu dalam keadaan " siap pakai')
d. Mcmberikan bimbingan kepada masyarakat. antara lain cara-cara
administrasi peminjaman. bimbingan terhadap pembaca serta
pelayanan infonuasi lainm a .
Pedontan Penvelengearaan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 15
Pada garis besamya, dapat dibedakan dua kelompok kerja dalam suatu
Perpustakaan Desa/Kelurahan yakni
1. Pekerjaan yang bersifat teknis perpustakaan, seperti ; pemilihan bahan
pustaka dalam rangka pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka
dalam rangka penyelenggaraan layanan sebaik-baiknya .
2. Pekerjaan non teknis perpustakaan, seperti; administrasi pengadaan/
pembelian bahan, administrasi keanggotaan, suaat-menyurat dan
sebagainya.
Mengingat tugas dan fungsi Perpustakaan Desa/Kelurahan yang cukuP
strategis, maka seorang Kepala Perpustakaan Desa/Kelumhan seyogyanya
memilild persyaratan yang dibutuhkan sebagai berikut
Pendidikan Umum nummal SLTA plus ijazah Diklat/Kursus di bidang
Perpustakaan sekurang-kurangnya 700 jam .
B. Anggaran
Anggaran perpustakaan desa seyogyanya dianggarkan secara teratur dan
terprogram dan dimasukan dalam program pembangunan desa/kelurahan. Hal
ini dimaksudkan agar operasional layanan perpustakaan dapat berjalan dengan
baik dan lancar.
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besar kecilnya anggaran
perpustakaan dapat ditentukan atas pertimbangan berbagai faktor antara lain
1 . Besar perpustakaan dalam arti luas ruangan, jumlah koleksi, pemakai, staf,
skala layanan perpustakaan .
2 . Jenis jasa perpustakaan .
3. Kelompok dan jumlah pemakai yang dilayam .
4 . Jangkauan waktu. (biasanya 1 tahun).
Adapun sumber dana/pembiayaan Perpustakaan Desa/Kelurahan sesuai dengan
lnstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984 Tentang Pelaksanaan
Penyelenggaraan Perpustakaan desa/Kelurahan adalah berasal dari
1 . Swadaya masyarakat desa/kelurahan .
2. Bantuan pemerintah (APBD/APBN) .
3. Lain-lain yang sah dan tidak mengikat.
C. Gedung dan Perabot
1 . Syarat-syarat Ruangan
Perpustakaan Desa/Kelurahan, seyogyanya terletak dalam satu gedung
dengan Kantor Desa/Kelurahan atau terletak di tempat yang berdekatan
Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Desa
9
________________________________________
Page 16
dengan gedung Kantor Desa/Kelurahan dan mudah dicapai dari berbagai
arah.
Di dalam INN1ENDAGRI No. 28 Tahun 1984 dijelaskan bahwa
penyediaan tempat/ruangan dapat dilakukan dengan
a. Menggunakan Balai Desa/Kelurahan atau Kantor LKMD.
b. Mengusahakan tempat/ruangan lain yang dianggap cukup memadai
dan representatif.
Bila memungkinkan membangun gedung permanen yang dananya
berasal dari hasil swadaya masvarakat atau bantuan lain untuk
menyelenggarakan perpustakaan~ Desa/Kelurahan. maka dalam
membangun gedung tersebut hendaknya memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut
"
Gedung(Ruang perpustakaan hendaknya memenuhi kriteria yang
bersifat telaiis untuk memudahkan kelancaran tugas-tugas
perpustakaan
"
Tentang sirkulasi udara usahakan agar sirkulasi udara di
perpustakaan berjalan baik, hal ini menyangkut pengaturan
ventilasi. Penggunaan kipas angin (apabila diperlukan) agar
diatur sedemikian rupa, sehingga udara dapat bergerak search,
gunanya tidak saja menambah kenyamanan niangan. tetapi juga
dapat membantu ketahanan tubuh agar dapat bertahan lama
dalam ruang perpustakaan demikian juga bahan-bahan pustaka
dapat tahan lama dan terhindari dari debu, karena dengan
sirkulasi udara tersebut kemungkinan tegadinya proses
penjamuran buku dapat dihindari.
"
Hindari cahaya langsung dari matahari, karena dapat
mempercepat kerusakan buku-buku dan jugs alai-alat/
perlengkapan
perpustakaan lainnya
serta mengganggu
kenyamanan membaca.
"
Lantai niang perpustakaan agar diusahakan tidak menimbulkan
bunyi yang dapat mengganggu konsentrasi orang yang sedang
membaca. Jika keuangan memungldnkan lantai dilapisi karpet.
Persyaratan ini dikhususkan bagi perpustakaan yang ada di kota-
kota besar.
"
Dinding perpustakaan hendaknya menyerap bunyi di samping itu
warna cat dinding hendaknya tidak memantulkan cahava tetapi
sebaliknya yang menyerap cahaya. (khusus bagi perpustakaan
kelurahan yang terdapat di kota).
"
Langit-langit niang perpustakaan jangan terlalu rendah (minimal
3 meter)
2. Ruang Perpustakaan
Untuk dapat mewujudkan kelancaran kerja setiap perpustakaan, termasuk
Perpustakaan Desa/Kelurahan diperlukan ruangan yang cukup luas dan
10
Pedoman PenvelenWaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 17
memadai. Namim demikian bila ruangan yang disediakan kurang memadai
atau hanya menggmiakan salah satu ruang Balai Desa/Kelurahan atau
kantor LKMD, maka petugas/pengelola perpustakaan ham dapat
mengatur/menata ruangan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
Perpustakaan Desa/Kelurahan tidak terganggu. Kalau menmngkinkan
ruangan yang disediakan yaitu
a. Ruang Kerja (Pengolahan dan Pelayanan Administrasi)
Ruang kerja ini dipergunakan untuk melakukan berbagai kegiatan
persiapan pelayanan seperti pengadaan, pengolahan, perbaikan buku
dll.
b. Ruang Pelavanan .
Ruang Pelayanan terdiri dari tempat koleksi (rak-rak buku, majalah,
surat kabar), layanan sirkulasi, tempat baca dll.
Apabila niangan yang disediakan untuk Perpustakaan Desa/Kelurahan
cukup luas atau menempati gedung sendiri yang permanen, maka
dianjurkan nmembagi ruangan menjadi 3 (tiga) yaitu
a. Ruang Kerja (Pengolahan dan Pelayanan Administrasi)
Ruang kerja ini dipergunakan mituk melakukan berbagai kegiatan
persiapan pelayanan seperti pemilihan bahan pustaka, administrasi
pemesanan, penerirnaan bahan-bahan pustaka, penyimparwi bahan-
bahan pustaka yang belum diolah, pengolahan bahan-bahan pustaka.
penjilidan bahan-bahan pustaka, perbaikan buku-buku, serta
pengaciministrasian bahan bacaan. Tennasuk ruang pimpinan.
b. Ruang Layanan
Ruang layanan terdiri dari beberapa bagian seperti
"
Ruang Koleksi
Dalam ruang ini buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya
dikumpulkan, digolong-golongkan menurut penggolongan
persepuluhan DDC, disusun di rak, diurut dan dimulai dari angka
terendah (000=karya umum) sampai dengan angka' tertinggi
(900=sejarah d11) untuk buku fiksi (yang berkode F pada nomor
panggilan) ditempatkan pada rak sesudah "900" sedangkan untuk
koleksi majalah dan koran ditempatkan pada rak tersendiri
(majalah disusun menurut abjad judul majalah, sedang surat
kabar ditempatkan pada gantungan surat kabar). Dianjurkan
untuk majalah dan surat kabar yang belum dijilid ditempatkan
pada nrang baca. Sebaiknya perpustakaan desa menggunakan
sistem layanan terbuka dalam arti para pemakai jasa perpustakaan
dapat memasuki ruangan ini dan mencari sendiri bahan bacaan
yang diminati.
Pedonzan Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
I1
________________________________________
Page 18
"
Ruang baca
Ruang liaca hendalarva berdekatan dengan ruang koleksi. Di
perpustakaan yang menggunakan sistem lavanan terbuka, kedua
ruang itu hendaknya menjadi satu ruangan saja atau setidak-
tidaknva pintu masuk antara kedua ruang ini dibuka (tidak ada
penghalang) dengan demikian pembaca dapat dengan leluasa
untuk mencari dan mendapatkan bahan bacaan yang
dibutuhkamva. Meja dan kursi diatur sedemikian rupa sehingga
menjamin
keleluasaan
bergerak-
pengemmatan
waktu,
ketenangam ketentraman dan kenyamanan.
"
Ruang Sirkulasi/Peminjaman
Ruang sirkulasi sebaiknva terletak dekat pintu masuk. Ruang
sirkulasi dengan ruang koleksi dan ruang baca tidak dipisahkan
dengan penyekat. Dengan kata lain ruang koleksi, ruang baca dan
ruang pelayanai sirkulasi berada dalam satu ruang.
Dalam ruang sirkulasi (peminjaman) ddakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut
a. Melayani permintaan menjadi anggota perpustakaan
b. Pendaftaran anggota
c. Melavani peminjanan buku dan bahan-bahan lain
d. Menerima pengembalian buku-buku yang dipinjam
e. Melayani pertanyaan-pertanyaan yang sifatnva unmm
f.
Mengawasi para pengunjung yang keluar dai masuk ruang
baca.
g. Melayani photo copy
"
Ruang-ruang lain .
Jika perpustakaan Desa/Kelurahan mempunyai rumng yang luas.
maka sebaiknya terdapat juga ruangan khusus untuk anak-analc
ruang ceramah dan ruang yang dapat digunakan untuk kegiatan-
kegiatan lain.
c. Kamar kecil/WC
Kamar keciVWC diperlukan untuk dapat digunakan baik oleh petugas
perpustakaan maupun oleh pengunjung/pemakai perpustakaan.
Namun demikian penempatannya agar diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kenyamanan ruangan lain.
12
Pedoman PenveleiWaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 19
Ruang Kerja
IPapan
Pengu-
muman
p
Catatan
Ruang Koleksi. Ruang Baca dan Ruang Pelayanan Sirkulasi
berada dalam satu ruangan
Gambar 2
(Denali Perpustakaan Desa/Kelurahan
yang menempati gedung tersendiri)
Katalog
a
0
'Me
la
Sir
ku
lasi
00
00
00
Ruang
Penitipan
0
a
00
Ruang Baca Koleksi
Rak Buku
U
Gambar 3
(Denali Perpustakaan Desa/Kelurahan Sang menempati
salah satu ruang di Kantor Kelurahan atau Balai Desa)
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
13
________________________________________
Page 20
Adapwi ideal bangunan gedung Perpustakaan Desa/Kelurahan adalali (8 x
15 m2 = 120 m2) dengan luas tanah keseluruhan f 200 m2 vang terdiri
da.
b.
3 . Perabot dan Perlengkapan
Jenis perabot atau perlengkapan yang diperlukan masing-niasing ruangan
adalah sebagai berikut
a. Ruang Kerja (Pengolahan dan Pelayanan adnunistrasi)
Perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan adalah
"
Meja/kursi kerja;
"
Meja panjang untuk menvimpan buku yang sedang dalam
pemrosesan:
"
Mesin ketik/komputer
"
Lemari:
"
Rak buku:
"
Alat penekan buku:
"
Kipas angin
"
Alat penjilidan:
"
Kartu blanko,
"
Alat-alat kelengkapan bahan pustaka:
"
Buku induk bahan pustaka:
"
Kartu majalah
"
Kartu surat kabar
"
Cap/stempel:
"
Gunting:
"
Stepler:
"
Dll
b. Ruang
Pelayanan
(mang
koleksi,
nuang
baca,
mang
sirkulasi/peminjaman dan ruang-ruang lain)
"
Ruang Koleksi
Perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan adalah
"
Rak buku
"
Rak majalah
Kipas angin
"
Rak kaset
14
Pedoman Penvelen&Qaraan Perpustakaan Desa
a i:
Ruang Kerja (Pengolahan dan Pelayanan Administrasi) 20 m2
Ruang Pelayanan yang terdiri dari
"
Ruang ~,oleksi
30 m2
"
Ruang Baca
30 m2
"
Ruang Sirkulasi/Peminjaman
15 m2
"
Ruan -ruang lain
25 n12
Total
120 m2
________________________________________
Page 21
"
Ruang Baca
Perabot dan perlengkapan rang dibutuhkan adalah
Meja/kursi Baca
Jam dinding
"
Gantungan surat khabar
"
Kartu/rak brosur
"
kipas angin
"
Ruang Sirkulasi/Peminjaman
Perabot dan perlengkapan yang dibutulikan adalah
"
Meja/kursi sirkulasi (termasuk kotak-kotak untuk kartu-kartu
buku dan kartu pinjam)
"
Lentari katakog
Lemari penitipan barang
Papan pengumuman
Kartu saran
kipas angin
"
Ruang-ruang lain
Ruang ini diadakan apabila kondisi perpustakaan memungkinkan
antara lain
Ruang kliusus anak-anak
Perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan adalah
"
Meja/kursi anak
"
Karpet dan bantalan duduk
"
Rak buku anak
"
Jam dinding
"
Poster dutding atau alat penghias lairmya
Ruang perternuan
Perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan adalah
"
Meja/kursi
"
Papan tulis
"
kipas angin
"
Jam dinding
Dalam pelaksanaannya penggiutaan perabot atau perlengkapan
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan perpustakaan yang
bersangkutan.
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
1S
________________________________________
Page 22
":" Ukuran Rak Buku Rendah
Tinggi
: 130 Cm terdiri dari 4 papan rak (pam-para)
Lebar
: 100 Cm
Dalam
: 20 - 21 Cin
ul
Gambar
(Rak Buku Satu Muka)
Gambar -1
(Rak Buku Rcndali)
Ukuran Rak Satu Muka
Tinggi
: 185 Cm terdiri dari 6 papan rak (para-para)
Lebar
: 100 C111
Dalam
: 22 - 24 Cm
Tebal papan : 2.5 Cm clan tcbal papan rak paling bawah 10 Cm
16
Pedoman PenyelenKgaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 23
Gambar 6
(Rak Buku Dua Muka)
Gambar 7
(Rak Majalah dengan papan rak landai)
":" Ukuran Rak Dua Muka
Tinggi
: 185 Cm terdiri dari 6 papan rak (para-para)
Lebar
: 100 Cm
Dalam
: 40 Cm
Ukuran Rak Ma,'laah dcn;an papan r k landai
Tinggi
: 170 Cm terdiri dari -1 papan rak (para-para)
Lebar
: 200 Cm
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
1 7
________________________________________
Page 24
Gambar 8
(Meja Kcrja)
Ukuran Meja Kcrja
Tinggi
: 75 Cm
Lcbar
: 115 Cm
Dalam
: 70 Cm dan tcbal papan 2 Cm
Dilcngkapi dengan laci. Icbar 40 - -l5 Cm.
Gambar 9
(Meja Sirkulasi)
Ukuran Meja Sirkulasi
" Tingy
: 75 Cm
Lebar
: 70 Cm
Dalam
: 70 Cm
dilcngkapi dengan laci.
7s
1R
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 25
Ukuran Kursi Baca/Kcrja
Tinggi Kesclunilian : 75 Cm
Tempat duduk tinggi : 45 Cm
Lebar
:45 Cm
Dalam
:45 Cm
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
Gambar 10
(Kursi Baca/Kcrja)
________________________________________
Page 26
":" Ukuran Meja Baca Persegi Panjang
Tinggi
Lebar
Dalam
120
Ciambar 12
(Meja Baca Bundar)
2s
Gambar 11
(Meja Baca Persegi Panjang)
75 Cm
230 On withik 6 omng dan 115 Cm wituk 4 orang
100 Cm
15
":" Ukuran Meja Baca Bundar
Tinggi
: 75 Cm terdiri dari 4 papan rak (pam-lrara)
Lebar
: 120 Cm (garis tengah) wituk 6 orang
20
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 27
Gambar 14
(Laci Katalog)
Ukuran Laci Katalog
Panjang
: 40 Cm
Lcbar
: 15 Cm
Dalam
5.5 Cm
Tinggi Lad : 10_5 Ctn
Tcbal papan :
I Cm
Gambar 13
(Lcmari Katalog)
Ukuran Lcmari Katalog
Tinggi
: 1-40 Cm tcrmasuk kakinya
Lebar
: 72 Cm
Dalam
: -45 Cm dan tebal paten 2 Cm
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
21
________________________________________
Page 28
D. KOLEKSI
Catatan tambahan
Gambar perabot dan perlertgkapan di atas dimaksudkan sebagai contoh
vang ideal. Didalam praktekai'ya hal ini sattgat tergantung don kondisi
dan ketnampuan perpustakaan rang bersangkutan. Dalam memilih bahan
dianjurkan wituk mentilih bahan vang tersedia di daerah teasing-musing.
Dilihat dari bentuknya. koleksi Pepustakaan Desa/Kelurahan meliputi
1. Buku (fiksi dan non fiksi) buku referensi (seperti kamus. ensiklopedia,
almanak. buku pegangan, bibliografi . indeks. abstrak peta dan
sebagainya) .
2. Penerbitan pemerintah (pusat dan daerah), seperti himpunan peraturan-
peraturan pemerintah dan sebagainya.
3. Surat kabar
-1. Majalak baik yang umwn maupun yang khusus
5 . Karya alilimi bentuk seperti film, slide_ piringan hitam dan sebagainva.
Perpustakaan Desa/Kelurahan yang baru didirikan diharapkan mempunyai
koleksi dasar sekurang-kurangnya 1000 judul (2500 eksemplar). Adapun
komposisi jenis koleksi yang dimiliki Perpustakaan Desa/Kelu ahan
seyogyanya adalah dengan perbandingan non fiksi 60% dan fiksi 40%. Dengan
prosentase non fiksi lebih besar. dimaksudkan agar masyarakat pemakai
(Pedesaan) dapat memperluas pengetahuan umwn clan keterampilan yang
diperlukan dalam kegiatan sehari-hari . Upayakan ilmu pengetahuan praktis 60
- 70 % dari total buku-buku non fiksi. perhatikan dan utamakan buku-buku
vang dapat menunjang pekerjaan pokok masyarakat setempat sehingga dengan
berpedoman pada buku-buku praktis tersebut penghasilatmya dapat bertambah.
Sedangkan untuk menggairahkan minat baca masyarakat dan sekaligus sebagai
sarana rekreasi, maka Perpustakaan Desa/Kelurahan dihampkan dilengkapi
dengan koleksi buku fiksi (buku cerita) yang seyogyanya dapat membuka
ivawasan dan memperlhalus budi pekerti seperti; buku cerita, buku ilmu
pengetahuan populer. buku-buku sejarah, kisah-kisah nabi dan lain-lain.
PENGADAAN KOLEKSI
Dalanm pengadaan koleksi harus memperhatikan kebutuhan masyarakat
pemakai jasa perpustakaan serta tujuan clan misi yang diemban perpustakaan.
Perpustakaan Desa/Kelurahan melayani segala lapisan dan golongan
masyarakat yang beraneka ragam. Oleh karena itu pengadaan koleksi harus
memperhatikan keanekaragaman tersebut (politik, ekononti, sosial, budaya dan
keamanan setempat) .
Tentang pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui pembelian. pertukaram
hadiah atau sumbangan maupwi titipan.
Pecloman PenvelenKQaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 29
Adapun langkah-langkah dalann pengadaan koleksi mencakup tiga kegiatan
yaitu
I . Perniflnan balnan pustaka/koleksi
Penentuan nmateri, bidang dan jenis koleksi bagi Perpustakaan Desa
hendaknya didasarkan pada tujuan dan mini yang ingin dicapai oleh
Perpustakaan serta kebutuhan dan tingkat kennampuan nnembaca
nnasyarakat yang dilayani. Selanjutnya faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan balnan pustaka ialah faktor-faktor ekonomi.
sosial budaya, tingkat pendidikan, usia pennakai perpustakaan dan jenis
bacaan (fiksi, non fiksi), majalah, surat kabar, dll.
Biasanva seorang pustakawan atau suatu tim pemilihan balnan pustaka
tidak akan mampu menguasai seluruh penerbitan dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan yang berkennbang pesat. Untuk itu diperlukan alat bantu
seleksi agar pennilihan bahan pustaka dapat dikerjakan dengan sebaik-
baikinva.
Alat bantu seleksi dimaksud antara lain
"
Daftar buku dari penerbit
"
Man surat kabar dan majalah
"
Berita bibliografi
"
Daftar Buku IKAPI
"
Alat-alat bantu seleksi lainnya seperti, katalog penerbit, dan
sebagainya.
2 . Pemesanan
Bilamana suatu Perpustakaan bernnnaksud menambah jumlah koleksinya
dengann jalan membeli sendiri, langkaln pertanna yang perlu diperlnatikan
adalah memilih bahan pustaka dengan memperhatikan petduijuk-petuiijuk
yang telah diutarakan diatas .
Setelah itu bare kemudian dilakukan pekerjaan adrnirnistrasi pernesanan
meliputi
a. Cara pemesanan
Hal-hal yang perlu dicantunnkan dalam kartu/daftar pemesanan buku
meliputi
"
Nama pengarang
"
Judul
"
Edisi, jilid
"
Penerbit, tahun terbit dan kota buku diterbitkan
"
Harga
"
Jumlah eksemplar tiap judul
"
Nanna perpustakaan (pemesan)
"
Hal-lnal penting, seperti nomor surat pemesannan dan cars
pengiriman
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
23
________________________________________
Page 30
b. Cara pencatatan
Pada garis besarnva ada dua cars pencatatan yakni
1) Pencatatan dalam kartu
Tiap judul buku yang hendak dipesan dicatat pada sebuah kartu
lepas ukuran 7,5 x 12,5 cm.
Contoh kartu pemesanan
PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN
JL ... ... ... .. . .. . ... . .. ... .. . ... .. . .. . .. ...Telp.. . ... .. . .. . . .. . ..
b) Pencatatan dalam suatu daftar
Buku-buku yang hendak dipesan disusun dalam suatu daftar
pemesanan. Cara menvusun daftar antara lain sebagai contoh
daftar pemesanan vane disusun menurut abjad nama pengarang
Contoh Dafar pemesanan disusun menurur abjad nama
pengarang
Perpustakaan Desa/Kelurahan
... . .. .. . ... ... . . . ..
Kepala
. ... ... . . . ..
[. . . ... ... . . . ... . .. . .. ... ... ... . .. . . . ...
NIP.
24
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan De.Xa
Pengarang
. . . . . . . .
Judul
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Jilid . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penerbit
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Th. Terbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Harga @
Rp. .. .. . .. . .. ... ......
Rp. .. . .. . .. . ... . .. ... . .. . .. . .. . ..
Tgl. Pesan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. Surat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Keterangan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Eks . . . . . . . . . . . . .. buah
________________________________________
Page 31
1) Buku
Sebagai catatan tambalian bahNv-a dalain pengadaan bahan pustaka
dapat pula dilakukan dengan cara pecnbelian secara langsluig
artinya apabila tersedia dana pembelian bahan pustaka (buku
majalah dan stuat kabar) maka kepala perpustakaan atau petugas
laimiya dapat membeli langsung kepada toko-toko buku terdekat
atau mtuigldn di ibu kota kabupaten. terutama bagi perpustakaan-
perpustakaan desa yang terletakjauh dari kota-kota besar.
3 . Pencatatan dan penginventarisasian
"
Mengecek buku
Buku-buku yang masuk ke Perpustakaan. yang berasal dari
pembelian, maka buku-buku tersebut di diharapkan dicek
(periksa) terlebih dahulu. Jika ada ketidak sesuaian dengan yang
seharusnya misalnya cetakan rusak/tidak jelas. ltalaman tidak
temtur atau ada kesalahan jilidan, maka perlu secepatm-a
disampaikan kepihak pengirim untuk penyelesaian lebih lanjut.
"
Memberikan stempel buku
Biasanya setiap buku sedikitnya stempel di tiga tempat yaitu
Pertafna. stempel dibalik halaman judul pada tempat yang tidak
ada teksnya. kedua pads halaman akhir buku dan ketiga pads
suatu halaman tertentu yang merupakan halaman rahasia bagi
Perpustakaan yang bersangkutau.
Qtr
KECAMATAN 'G?y
CISOLOK
D ~ DESA CISOLOK ,-
32.04.10.2004
= ~
Garnbar 15
Stempel Perpustakaan Desa/Kelurahan
Nomor buku induk
Nomor induk adalah nomor unit dari semua buku yang ada di
Perpustakaan mulai dari nomor satu sampai nomor terakhir dari
setiap buku Vang dimillkl .
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
25
________________________________________
Page 32
Tempat nomor induk biasanya didekat stempel buku dibalik
halamanjudul. Nomor induk terakhir menentukanjunilah buku di
perpustakaan.
Mencatat dalam daftar buku induk
Setelah selesai memberikan nomor induk buku perlu pula dicatat
dalam buku yang disebut "Daftar Buku Induk" Hal-hal yang
perlu dicatat dalam daftar buku induk adalah
Tanggal pencatatan yaitu mencatat tanggal buku tersebut
didaftar pada buku induk.
Nomor induk buku yaitu dimulai dari nomor 001, semua
buku termasuk majalah yang sudah terjilid diberi 1 (satu)
nontor.
PengaLmg_ditulis nanra lengkap pengarang tanpa title.
Judul ditulis secara lengkap
Penerbit tulislah nama penerbit misalnya ALUMNI (tanpa
PT atau CV).
":" Tempat terbit misahlya JAKARTA, BANDUNG dsb.
Tahun terbit misalnva 1999
Sumber atau asal misalnya pembelian, hadiah, dll.
Harga misalnya Rp. 10.000,-
":" Keterangan
Contoh : Daftar buku induk
Tyl. N".
P.M .-*
induk
NanJa~ukW
1
R
P-ki-
N~
PMUkrr~
Ek,
2 . Majalah dais surat kabar
Khusus tmtuk koleksi majalah dan surat kabar tidak perlu menggwiakan
buku induk akan tetapi menggunakan kartu majalah dan kartu surat kabar.
Adapwi contoh kartu majalah dan kartu swat kabar adalah sebagai berikut:
26
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 33
Contoh kartu majalah
KARTU MAJALAH
Judul
.. ... ... ... ... .. . . Alamat
.. ... .. . ... .. . . . . .. . . . . .. . .. .. . . . ... .. . . . . .. ... ... ... .. . .. . . .. . . . .. ...
Penerbit
... ... ... ... .. . .. . .. .
Kota terbit
. ... ... ... ... ... ... ..
Kala terbit : ...................
Contoh kartu surat kabar
Judul
Penerbit
Alamat
Tahun
KARTU SURAT KABAR
OK
m
PENGOLAHAN
Secara ideal pengolahan bahati pustaka berupa buku meliputi kegiatan-kegiatan
berikut
l . Klasifikasi
a. Peugertian
Klasifikasi berarti mentbagi atau mengelompokkan buku dan bahan-
bahan pustaka lainnya menurut golongan (kelompok ilmu
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
27
r
NEESE
________________________________________
Page 34
pengetahuan) tertentu dengan menggunakan cara alau sistem tertentu
misalnva DDC.
b. Maksud
Maksud klasifikasi atau pengelompokkan buku-buku di Perpustakaan
adalah untuk memilah-milah buku atau bahan pustaka lainnya yang
bertujuan untuk memudahkan petugas dalam memberikan layanan
disatu pihak, dan pengmijung dalam memilih buku yang dibutuhkan.
c. Klasifikasi DDC
Klasifikasi buku perpustakaan yang digunakan dianjurkan
menggunakan klasifikasi DDC (Dewvev Decimal Classification) yang
membagi seluruh cabang ilmu pengetahuan menjadi 10 kelas utama
atau golongan. Untuk masing-masing kelas menggunakan tiga angka
dafar.
Untuk mempernmdah pengelolaan perpustakaan atau pustakawan
dalam pengelompokan ilmu pengetahuan menurut DDC, maka
dianjurkan menggunakan "Terjemahan Ringkasan dan indeks Relatif'
yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI.
PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU NON FIKSI
Beberapa petunjuk klasifikasi buku
Menenlukan subyek buku
Langkah pertama klasifikasi adalah menentukan subyek atau pokok
masalali atau isi buku melalui kegiatan analisis subyek. Biasanya
subyek atau pokok masalah dapat diketahui dari judul. daftar isi,
pendahuluan atau apabila subveknya banyak atau lebih dari 2 (dua)
subyek maka sevogyanya membaca sebagian atau seluruh isi buku.
Menentukan nomor klasifikasi . Nomor klasifikasi buku akan
diketahui berdasarkan subyek buku. Subyek buku telah diketahui.
barulah kita mengadakan penelusuran unluk mendapatkan angka yang
tepat misalnya dengan menggunakan pedoman klasifikasi DDC
sebagaimana telah dikemukakan diatas.
Nomor klasifikasi harus diusahakan setepat mungkin misalnva
sebagai contoh buku tentang pendidikan diberikan nomor klasifikasi
370. (menurut sistem DDC)
KLASIFIKASI KOLEKSIBAHAN PUSTAKA LAINNYA
Klasifikasi buku-buku cerita
Dalam Perpustakaan Desa/Kelurahan, buku-buku fiksi biasanya
dikumpulkan menjadi satu kelompok. Buku-buku itu tidak perlu
diberi nomor klasifikasi tapi cukup diberi kode f (fiksi) sehingga kode
panggilannya menjadi F, sebagai contoh
28
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 35
F berarti Fiksi, LUB adalah 3 (tiga) huruf nama depan pengarang
(Lubis, Mohtar) dan h adalah 1 (satu) hurufdepan judul.
"
Klasifikasi Biografi
Klasifikasi buku biografi cukup ditulis b (singkatan dari biografi) atau
dengan 920_ asalkan penomorannya konsisten.
"
Klasifikasi booklet dan pamflet
Booklet dan Pamflet yang sama subyeknya, sebaiknya ditempatkan
dalam map atau kotak karton dan ditulis nomor klasnya diluar kotak
karton tersebut .
"
Klasifikasi Majalah
Majalah yang sifatnya umum diberi nomor klasifikasi 050, tetapi
majalah yang telah dijilid atau bendel dianggap sebagai buku maka
dengan demikian majalah diberi nomor klasifikasi menurut
subyeknya.
"
Klasifikasi Koran
Koran jika dirasa perlu dapat diberi nomor klasifikasi 070, tetapi
biasanya cukup diberi stempel perpustakaan.
"
Klasifikasi Buku-buku Referensi
Ensiklopedi Umum diberi nomor klasifikasi 030
Kamus diberi nomor klasifikasi sesuai dengan bahasanya.
Buku Tahunan
"
Klasifikasi Guntingan Surat Kabar
Guntingan-guntingan (Kliping) mengenai subyek yang sama,
tempatkanlah dalam satu map. ditulis nomor klasifikasinya sesuai
dengan subyeknya.
Untuk pengolahan koleksi seperti yang diuraikan di atas dianjurkan
menggunakan sistem klasifikasi DDC yang membagi cabang ilmu
pengetahuan menjadi 10 klas utama atau golongan yang secara garis
besamya, adalah sebagai berikut
000 - Karya Umwn
100 - Filsafat
200 - Agama
300 - Ilmu Sosial
400 - Bahasa
500 - Ilmu Mumi
600 - Ilmu Terapan
700 - Kesenian
800 - Kesusastraan
900 - Sejarah dan Geografi
Pedoman PenyelenWaraan Perpustakaan Desa
29
________________________________________
Page 36
2. Katalogisasi
Pengertian Katalog dan Pengkatalogan
Katalog adalah alat atau petunjuk yang berfungsi antara lain mencatat
segala identitas buku vang dimiliki oleh perpustakaan. Dengan kata
lain katalog adalah daftar buku-buku yang dinuliki oleh sebuah
perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu.
Pengkatalogan merupakan analisis terhadap hal-hal penting dari buku
dan mencantumkan bagian-bagian penting tersebut pada katalog.
Katalog berisi bagian-bagian penting yaitu
Tanda Buku
Tajuk Entri Utama
Judul dan keterangan pengarang
Edisi
Impresum
Kolasi
Catatan (Anotasi)
Jejakan (Tracing)
a.
1)
2)
3)
4)
>)
6)
7)
8)
Tanda
Buku
Tajuk entri utama
Judul/Keterangan pengarang, edisi (cetakan).
Impresum (Tempat terbit, penerbit. tahun terbit).
Kolasi tinggi buku.
Catatan
Jejakan (Tracing)
b. Sistem Katalog
Sistem Katalog dibedakan dari susunannya dalam laci katalog, yang
terdiri dari
(1) Sistem katalog Abjad
":" Katalog susunan abjad terpisah, dibagi lagi menjadi
*
Katalog pengarang
*
Katalogjudul
Katalog subyek
Katalog susunan kamus (dictionary catalog) yaitu katalog
yang disusun menurut abjad pengarang,judul dan subyek
dalam satu susunan.
30
Pedoman PenvelerWaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 37
(2) Sistem Katalog Kelas (Classified Catalog)
Sistenr katalog yang disusun menurut suatu bagan klasifikasi
tertentu Umunmya terdiri dari tiga susunan, yaitu
Katalog pengarang danjudul disusun menurut abjad
Katalog subyek disusun menurut urutan nomor klasifikasi
Indeks subyek yang menunjuk notasi klasifikasi wituk suatu
subyek, umumnya disusun menurut abjad.
c. Cara Menentukan Unsur-unsur Katalog
(1) Penulisan Nama Pengarang
Dalam kartu katalog nama yang dituliskan terlebih dahulu adalah
'lama keluarga, nania marga atau bagian akhir. Kemudian bagian
nama yang lain ditulis di belakangnya. dipisahkan dengan tanda
koma (). Apabila 'lama hanya terdiri dari satu kata, dalam
katalog dituliskan apa adanya, tanpa dibalik
Gelar
kebangsawanan dan gelar keagamaan ditulis di belakangnya,
tetapi gelar kesarjanaan tidak dituliskan.
(2) Penulisan Judul
Judul buku dituliskan selengkapnya. Apabila ada judul tambahan
perlu dicantumkan .
(3) Keterangan Pengarang
Yang dimaksud dengan keterangan pengarang adalah keterangan
mengenai nama atau 'lama-'lama yang terdapat pada halaman
judul buku yang ikut serta dalam penulisan buku tersebut.
(4) Keterangan Edisi
Kata edisi (Edition) disingkat Ed Kata cetakan disingkat Cet.
(5) Tempat terbit
Tempat terbit adalah 'lama kota tempat buku diterbitkan Jika
tempat terbit tidak diketahui, dinyatakan dengan S.L singkatan
dari Sine Loco (tanpa tempat).
(6) Penerbit
Penerbit adalah nama bagan yang menerbitkan buku. Jika nama
penerbit tidak dinyatakan atau tidak diketahui penerbitnya, maka
dinyatakan dengan S.N smgkatan dari Sine Nomine (tanpa nama
penerbit).
(7) Tahun terbit
Tahun terbit biasanya dinyatakan dengan tahun masehi. Apabila
tahun terbit tidak dinyatakan dalam buku, maka sedapat mungkin
diperkirakan tahwurya dengan memberikan tanda-tanda sesudah
menulis tahun .
(8) Jumlah halanran dan Tinggi Buku
Jumlah halaman dinyatakan apabila ada halaman romawi, katalog
dinvatakan dengan angka romawi kecil. Dan halaman angka Arab
dinyatakan dengan tanda koma () dan halaman romawi kecil.
Pedomwr Penvelenggaman Perpustak-aan Desa
31
________________________________________
Page 38
Call Number
(tanda buku) 4
Impresum
- Kota terbit
- Penerbit
- Tahun terbit
Contoh
Kata halaman dinyatakan dengan P singkatan dari "Pagina-'.
Tinggi buku diukur dad atas sampai bawah bitku (lihat gatubar)
i
Jzjak subyek buku
TINGGI
BUKU
(9) Catatan
Dalam catatan dapat disebutkan hal-hal penting yang tidak
tercakup dalam uraian sebelumnya, misalnya judul asli dari buku
terjemallan .
(10) Tanda Tempat Buku
Tanda tempat buku sesuai tanda yang dilekatkan pada punggttng
buku yaitu nomor klasifikasi yang menunjukkan tempatnya
dalam rak. Biasanya untuk tanda tempat digunakan nomor
klasifikasi disertai 3 huruf pertama nama pengarang dan satu
huruf pertama judul .
Pengamug/tajuk
Judul buku
Edisi
14
k
[
6^6
Sce
.5
p
Soeseno, Slamet
Petemakan Ayam dan itik,%Oleh Slamet Soeseno. -- Cet. A. - -
Jakarta : Kinta, 1976
' 50 hat. Ilus. : 20 cm
1 . Temak Ayam I. Judul
Kolasi :
- Jumlah halaman
- Tinggi buku
d. Pemilihan Tajuk dan Bentuk Tajuk
Tajuk adalah kata pertama dalam penulisan entri katalog, yang
ditentukwl dari nama pengarang atau vang dianggap pengarang
32
Pedoman Penvelertggaroan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 39
(1) Penentuan tajuk entri utama antara lain
": Suatu karya yang ditulis oleh pengarang twiggal. tajuluiya
pada pengarang tersebut.
Contoh : Pribadi, oleh Hanika
Tajuk pada Hamka
Karya pengarang ganda
Karva yang ditulis oleh dua orang_ maka tajuknya pada
pengarang yang ditulis pertama.
Contoh
An Indonesia - English Dictionary. oleh Echols & Shadily
tajuk pada Echols .
Karva vang ditutis oleh tiga pengarang. maka Tauknya
adalah nama pengarang yang pertama disebutkan.
Karya yang ditulis oleh lebih dari tiga pengarang maka
tajulaiya ditentukan padajudul karya.
Karya editor. Ditentukan pada judul
Karva kurnpulam tajuk ditentukan pada Karva pengarang,
bila disebut"i pada halaman judul. Kalau tidak Tauknya
pads judul .
Karya terjemahan. ditentukan pada penyadur.
Karva anonim. ditentukan padajudul karya.
Karva penuidang-widangan. tajuknya ditentukan Irada nama
negara yang mengeluarkan undang-undang.
(2) Penentuan bentuk tajuk nama orang, antara lain
Nama tunggal, kata utamanya pada nama itu sendiri .
Nama ganda, kata utamanya pads
Yang mempwryai nama keluarga/marga
Kata utamanya pada nama keluarga/marga
Contoh
Sejarah Indonesia, disusun oleh Abdul Haris Nasution.
Tajuk
: Nasution. Abdul Haris.
Nama yang nama keluarganya kurang jelas. kata
utamanya pada bagian akhir nama.
Contoh
Pedoman Puasa oleh Sidi gazalba
Tajuk : Gazalba, Sidi
(3) Penentuan pedonman tajuk badan korporasi, antara lain
Pada dasarnya tajuk badan korporasi ditetapkan sebagaimana
adanya.
Karya yang diterbitkan oleh lembaga/badan pemerintah.
tajulaiya ditetapkan pada narna negara/badan yang
bersangkutan.
Contoh : Departemen Agama
Tajuknya : Indonesia, Departemen Agama.
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
33
"..r. . . ..-..% 0%n4 ~- CA n
________________________________________
Page 40
Karva yang diterbitkan oleh badanlpejabat datam
pemenntalhan.
Tajuk : Indonesia, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara.
Kitab Suci, tajuknya pada nama Kitab Suci.
Contoh : Al-Qur'an, tajuknya : AI-Qur'an.
Untuk kegiatan katalogisasi agar lebih lengkap disarankan pengelola
perpustakaan menggunakan buku Peraturan Katalogisasi Indonesia terbitan
Perpustakaan Nasional RI.
PERLENGKAPAN PADA KOLEKS1
Setiap koleksi baik berupa buku. microfilm kaset, slide, gambar, peta majalah
yang sudah dijilid harus mempunyai label tanda kenal (call number).
Label tanda kenal ini bertuliskan keterangan sebagai berikut
a. Kode klasifikasi
b.
Tiga huruf pertama pengarang
c.
Huruf pertama judul
Label tanda kenal untuk buku dituliskan pada selembar kertas berukuran 2 cm
s 6 cm dicetak atau diketik lain ditempelkan pada punggung buku bagian
bavyah kira-kira 3 cm di diukur dari sisi baivah. Huruf pada label tanda kenal
harusjelasterbaca.
Contoh Label Kenal buku
2cmx6cm.
636.i
SOE
P
Contoh kartu (buku berukuran 6 x I I cm)
Halaman depun
Halaman Belakang
34
Pedoman Penvelen&garaan Perpustakaan Desa
636.5
SOE
Soeseno, Slamet
P
Petemak avam clan itik
TRI HanL
No .
TO leant
kzmMnli
A
n ota
hzinbali
~otc
I
i
4
tio .
:1ne2ota
TO - Hams
K=bali
No .
:
~J
ieeota
Tg1 . Haros
K,.. ;bali
________________________________________
Page 41
Contoh Lembar Tanggal Kembali
TANGGALHARUS KEMBALI
Contoh kantong kartu buku (ukuran 7 s 8 cm)
636.5
SOE Soeseno. Slamet
P Peternak avam dan
itik
CARA MENGATUR KOLEKSI
Sebagai pedonman dalam penempatan menurut sistem pengelompokkan subvek
adalah sebagai berikut
1. Buku-buku disusun menuut tanda buku vang tertera pada punggung buku.
2. Untuk penempatannya dimulai dari sisi kiri ke kanan pada setiap rak yang
berukuran lm. Bila rak lebamya 2 m atau lebih sebaiknya diberi
penyangga agar menjadi 2 bagian atau Iebih.
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
35
________________________________________
Page 42
Yang pertama-tama menentukan letak rak adalah nomor klasifikasinva.
Jika nomor klasifikasi dari beberapa buku sama, yang menentukan adalah
abjad tanda pengarang (3 huruf pertama nama pengarang). Apabila tanda
pengarang juga sama, maka yang menentukan adalah tanda judul (satu
huruf pertama dari judul)
Contoh
4. Secara keseluruhan (seluruh koleksi) mulai dari kelas 000 (karya umum)
sampai dengan klas 900 (sejarah. biografi dll) ditambah fiksi yang berkode
"F)disusun secara tersistem dari angka terendah (000) sampai dengan
(900) baru kemudian fiksi yang berkode F. Setrategi mengatur rak buku
adalah dimulai dari sebelah kiri pintu masuk. mengikuti putaran jam
sehingga nantinya buku-buku majalah terjilid yang bergolongan tinggi
berada pada rak yang ada pada sebelah kanan pintu masuk termasuk fiksi
(seiarah kode 900 dan fiksi berkode F).
E. LAYANAN PERPUSTAKAAN
2m
Kegiatan layanan adalah upaya memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai jasa
perpustakaan akan bahan pustaka yang mereka butuhkan.
1 . Layanan Membaca di Perpustakaan
Layanan membaca adalah layanan utama setiap perpustakaan dimana para
pengiuijung dapat memanfaatkan bahan pustaka di ruang baca yang
disediakan di perpustakaan.
2. Pelayanan peminjaman dan pengembalian (sirkulasi)
Pelavanan peminjaman dan pengembalian menyangkut peraturan
peminjaman pengembalian, sistem pelayanan peminjaman. bahan-bahan
yang boleh dipiniam dan lain-lain.
36
Pedonman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
100
150
160
170
300
310
320
360
Bak
Gaz
Sva
Yun
Kur
Bar
Inc
Dar
f
f
i+
e
t
s
i
p
200
2X1
2X2
2X5.1
370.1
370.1 370.1 370.1
Gre
Mar
Muh
Ham
Lbr
Yun
Yun
Bra
G
t
i
P
p
p
s
b
________________________________________
Page 43
1) Peraturan atau tats tertib perpustakaan
Peraturan perpustakaan ini menjelaskan antara lain mengenai syarat-
syarat keanggotaan- ltari clan jam buka perpustakaan, syarat-syarat
pemuijaman clan pengembalian. kewajiban clan sanksi peminjaman,
jumlah buku vang dapat dipinjam- lama peminjaman clan sebagainya.
Peraturan hendaknva sederhana clan mudah dilaksanakan serta
disebarluaskan kepada seluruh
masyarakat pernakai jasa
perpustakaan.
Contoh tata tertib Perpustakaan Desa adalah sebagai berikut
2) Sistem layanan peminjaman
Oleh karena jenis perpustakaan ini adalah jenis perpustakaan umum
yang melayani masyarakat clan juntlah koleksinya belum begitu
banyak jumlah pemakai juga masih terbatas maka dianjurkan
menggunakanjenis layanan sistem terbuka Yaitu suatu layanan yang
membolehkan pemakai jasa perpustakaan memilih clan mengambil
sendiri bahan pustaka yang dibutuhkanmva dari tempat penyimpanan
koleksi/rak buku.
Kebatkan sistem terbuka adalah
Pengunjung bebas memilih buku yang dikehendakinva.
Apabila buku yang dicari tidak terdapat pada koleksi
perpustakaan. maka dapat memilih alternatif buku lain yang
sejenis atau bersamaan.
":" Tidak terlalu banyak memerlukan tenaga.
Walaupun ada kcrugianm-a yaitu koleksi tercampur aduk olch
pengunjung serta kemungkinan buku hilang relatif lebih besar
nantun sistem inilah yang dianggap terbaik clan pada utnunutva di
gunakan oleh Jems perpustakaan yang melaNani masyarakat
umwn (Pcrpusnas Provinsi clan Perpustakaan Perguruan Tinggi
serta sekolah).
Pedonran Penveleątgzaraan Perpustakaan Desa
3?
1 . Tidak boleh membuat gaduh di ruang perpustakaan
2 . Tidak boleh makan
3. Tas supaya dititipkan
4 . Tidak boleh
clan
merokok di
minum di ruang perpustakaan
ruang perpustakaan.
Contoh jam layanan
Senin - Kamis
08.00 - 14.00
15.00 - 18.011
Jum'at
08.30 - 11 .00
13.00 - 18.00
Sabtu
08.30 - 12.00
Minggu
09.00 - 12.00
________________________________________
Page 44
3) Sistem peminjaman
Perpustakaan umum desa dianjurkan menggunakan system Brown
yaitu suatu sistem yang menggunakan 2 (dua) alat pinjam
Pertania : Kartu anggota
Bentuknya sama dengan kartu penduduk itkurannya juga sama.
Memuat didalamnya nomor anggota. nama dan alamat anggota,
nomor telepon kalau ada serta pas foto ukuran 2 x 3 cm. Kartu
anggota ini berfungsi untuk mengontrol apakah pengunjung tersebut
telah terdaftar dan berhak untuk menunjam buku atau tidal. Di
samping itu apabila mereka melanggar tata tertip perpustakaan. maka
kartu tersebut dapat ditarik kembali, atau tidak boleh meminjam
selama 6 (enam) bulan ntisalnya. Hal ini tergantung dari peraturan
tata tertibyang telah dikeluarkan oleh perpustakaaiL
Adapun contoh kartu anggota dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut
No.
Name
Atmat
Telp.
Foto
Perpustakasn Umum
Desa ... ... ... ... ... ...
KartuAmaota
Kepali,
............ Th. 2000
Kedua : Kantong kartu pinjam
Kantong kartu pinjam ini bentuknya seperti katong kartu buku
ukurangya jugs sama namun katu ini memuat identitas anggota
peminjam (mm dengan yang taatem pada kartu pinjam) yaitu Nomor
urut, nama dan alamat auggota peminjam.
Jumlah kartu untuk setiap anggota tergantung dan sistem
peminjanran. Kalau anggota boleh menunjam 2 buah buku untuk
setiap kali penunjaman maka jumlah katong kartu anggota 2 (dua)
buah karma setiap buku hares 1 (satu) kantong.
38
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Deso
________________________________________
Page 45
Adapun kegwiaan kantong kartu peminjaman ini adalah
1) Sebagai alat untuk meniinjam buku
2) Sebagai tempat untuk mem-impan
sedang terpinjam.
Contoh kantong kartu pinjam_
Tata kerja
1 . Peminjaman
a)
b)
c)
d)
e)
f)
2. Pengcmbalian
a)
b)
Buku 1 (satu) atau 2 (dua) buah (tergantung dari pemturan
tata tertip perpustakaan) bersama kartu anggota serta kantong
kanu anggota diserahkan kepada petugas perpustakaan.
Petugas perpustakaan memeriksa kemurnian kartu anggota.
Mengeluarkan kartu buku dari kantong kartu bt&-u clan
mencatat nomor anggota serta tanggal kapan buLinya harus
dikembalikan pada kolom yang tertera dalant kartu buku.
Ivtencatat pula nomor anggota serta tanggal kapan buku harus
dikembalikan pada kartu slip (kartu) yang biasama terdapat
pada halaman terakhir buku-buku N-ang boleh dipuijamkan .
Masukan kartu bukll pada kantong kartu pinjam.
hantong kartu pinjam bersama kartu buku disusun (file) pada
peminjaman inenurut tanggal kembali.
Seraltlmn buku pinjaman kepada anggota peminjam.
Buku pinjaman diterima oleh petugas perpustakaan
Periksa kartu slip (kanu kembali)
Apabila terlambat. hitung hari keterlambatan clan
perhittutgkan denda
Apabila tidak terlambat proses lebili lanjut (lihat e)
No.
Nama
Alamat
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakoan Desa
kartu buku dari buku yang
wufv ai 17-.7V 1v-vv-A.
39
________________________________________
Page 46
c) Cari kartu buku clan kantong kartu pinjam (kartu buku clan
kantong kartu pinjam adalah 1 (satu) paket dalam file kotak
pentinjaman) pacia tangpl kembali yang terdapat pada bak
peminjantan.
d) Kembalikan kantong kartu pinjam pada pemiliknva clan
masukan kembali kartu buku pada kantong buku yang
terdapat pada buk-unya.
e) Kembalikan bukuna pada rak.
3
Pelavanan Referens
Pelavanan referens merupakan kegiatan memberikan informasi
yang diperlukan oleb pembaca, serta membantu nternanfaatkan
koleksi dengan sebaik-baiktna sebagai sumber informasi.
Sebagai comoh petugas pelavanan referens mungkin akan
mendapat pertanvaan-pertanvaan sebagai berikut
a . Pertanvaan apa, misalnva : Alra yang disebut haram `?
b. Pertanaan inengapa_ ntisalna : Mengapa untat Islam
diwajibkan sltalat?
c. Pertanvaan .Sapa. misalnva : Siapa pendiri Boedi Cktonto
d. Pertatnaan dinrana, misalmya : Dintana letak Pegunungan
Himalaya"
c. Pcrtan-aan kapan. misalmva : Kapan Gtmung Krakatau
meletus?
C.
Pertanvaan bagainiana. misalm-a : Bagaimana cara betemak
avam
Di samping itu terdapat pula permintaan-permintaan mttuk
mengadakan penelusuran literatur. Untuk memenuhi permintaan
itu. kesiagaan informasi perlu ditinjau dengan demikian apabila
seNyaktu-waktu diperlukan "am rangka tnenjaNyab pertanaan
atau dalam rangka pelayanan infonnasi, akan mudah clan cepat
dipmukan. Jenis Buku Referensi meliputi
M
Ensiklopedi
Kamtts
Bibliografi
Indeks
Somber biop-rafi
,;
Buku taltunan
Somber ilmu butni
Buku pcttutjttk
Buku pedoman
-l . Layanan Bercerita (menclongeng)
Lavanan ini ditujukan kepada anak-anak _yang dilakukan oleh
petugas perpustakaan . Adapun centa vang dibavyakan
40
Pedonran Penvelengizaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 47
sevogyam"a bersumber dari koleksi yang tersedia di
perpustakaan.
Dalam upava memberikan lavanan. jam buka Perpustakaan
Desa,'Kelurahan disesuaikan dengan Ŧ-aktu rang tersedia bagi
semua pembaca. Lavanan perpustakaan dapat dilakukan pada
hari-liari biasa, hari minggu dan hari libur laimiva. Untuk lebih
jelasnva dapat dilihat jam buka Perpustakaan Desa/Kelurahan
rang dinnulai pagi sampai malam hari. tergantwng kepada kondici
setennpat .
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
4 1
________________________________________
Page 48
A. Tujuan Pembinaan
BAB IV
PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DESA
Secara garis besarnva Perpustakaan Nasional RI sesuai dengan Keppres Nomor
67 tahun 2000 antara lain mempunyai tugas pokok membina semua jenis
perpustakaan termasuk membina Perpustakaan Desa. TuJuan pembinaan
Perpustakaan Desa/Kelurahan dibagi menjadi dua bagian yaitu
l . Tujuan Unmm
"
Mengembangkan dan meningkatkan mutu Perpustakaan Desa/
Kelurahan
"
Meningkatkan dayaguna dan hasilguna Perpustakaan Desa/Kelurahan
2. Tujuan Khusus
"
Mewujudkan Perpustakaan Desa/Kelurahan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang dilayam .
"
Menvelenggarakan program Perpustakaan Desa/Kelurahan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani
"
Mewujudkan mutu Perpustakaan Desa/Kelurahan yang standar sesuai
dengan tumutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .
"
Menyediakan berbagai jenis koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani
B. Aspek-Aspek Pembinaan
Pembinaan teknis dan non teknis Perpustakaan Desa/Kelurahan meliputi
komponen-komponen sebagai berikut
1 . Status. organisasi dan manajemen
2 . Ketenagaan
3 : Gedung/ruang
-1. Perabot dan perlengkapan
>.
Koleksi bahan pustaka
6. Pelavanan
7.
Pembiavaan (anggaran)
8. Promosi dan pemasyarakatan
9 . Jaringan kerjasama .
10. Minat dan kebiasaan membaca seluruh masyarakat yang dilayam
Mengingat luasnya ruaug lingkup pembinaan Perpustakaan Desa/Kelurahan.
maka strategi pembinam-a perlu diarahkan. yaitu dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut
I. Dilaksanakan secara meluas dan merata, dengan memanfaatkan media
cetak maupun elektronik seperti majalah. radio dan televisi (RRI dan
TVRI ataupun TV swasta)
42
Peclaanan PenvelernQgaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 49
2. Dilakukan dengan berpedoman pada aspek pembinaan (10 aspek).
3 . Dilakukan secara bertahap dengan prinsip skala prioritas.
4. Dilakukan melalui dua arah antara Perpustakaan Nasional RI dan
Perpustakaan Nasional Provinsi sebagai pembina dan Perpustakaan
Desa/Kelurahan sebagai yang dibina.
>. Dilakukan secara berkesinambungan (terus-menerus) untuk mencapai
hasil yang optimal .
C. Pembinaan Terpadu Perpustakaan
Pada dasamya pembinaan Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah menjadi tugas
bersama antara Perpustakaan Nasional RI dan Departemen Dalam Negeri. Oleh
karena itu pembagian wewenang dan tanggungjawab pembinaannva dapat
dilakukan sebagai berikut:
1 . Komponen
status, organisasi
dan
manajemen
Perpustakaan
Desa/Kelurahan
a) Peningkatan status yang layak bagi Perpustakaan Desa/Kelurahan
menjadi tanggungjawab bersama antara Perpustakaan Nasional RI dan
Depdagri. Dalam melaksanakan tugasnya Mendagri melimpahkan
wewenangnya pada Pemda Tk 1 dan Pemda Tk 11. Sedangkan
Perpustakaan Nasional RI mefimpahkan wewenangnya pada
Perpustakaan Nasional Provinsi.
b) Pengaturan organisasi dan manajemen Perpustakaan Desa/Kelurahan
menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemda Tingkat I dan Pemda
Tingkat II sesuai Perda yang berlaku.
2. Komponen ketenagaan
a) Pengadaan ketenagaan Perpustakaan Desa/Kelurahan menjadi we%ve-
nang dan tanggung jawab Pemda Tingkat I atau Pemda Tmgkat II
b) Pembinaan ketenagaan (profesional dan fungsional menjadi
wewenang dan tanggung jawab bersama Perpustakaan Nasional RI
up. Perpustakaan Nasional Provinsi serta Pemda Tk I dan II.
3. Komponen perabot dan perlengkapan Perpustakaan
Pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan perabot dan perlengkapan
Perpustakaan Desa/Kelurahan menjadi wewenang dan tanggungjawab
pemerintah daerah Tic I dan Pemerintah Daerah Tk. II.
4. Komponen koleksi bahan pustaka
Pengadaan. pemeliharaan dan pengembangan koleksi Perpustakaan
Desa/Kelurahan menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemda, serta
masyarakat.
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
43
________________________________________
Page 50
5. Komponen pelayanan Perpustakaan Desa/Keluraluni
a. Pembinaan teknis layanan Perpustakaan Desa/Keluraltan menjadi
wewenang clan tanggungjawab Perpustakaan Nasional Rl Up.
Perpustakaan Nasional Provinsi.
b. Pelaksanaan layanan Perpustakaan Desa/Kelurahan menjadi
wewenang clan tanggungjawab Pemda.
6. Komponen pembiayaan (anggaran) Perpustakaan Desa/Kelurahan
Pembinaan anggaran Perpustakaan Desa/Kelurahan menjadi NA ,ewenang
clan tanggungiaNvab Pemda serta masyarakat setempat.
7. Komponen Promosi clan Pemasyarakatan Perpustakaan Desa/Keluralian.
Promosi clan pemasyarakatan Perpustakaan Desa/Kelurahan menjadi
wevvenang clan tanggung jawab para pengelola perpustakaan (Kepala
Perpustakaan) Promosi perpustakaan perlu terprogram. Berbagai kegiatan
dapat dilakukan antara lain mengadakan pameran bersama (kerjasama
dengan lembaga terkait yang ada di wilayahnva), Siaran berita (RRI,
TVRL TV Swasta), Memuat berita-berita di harian, dll.
8_ Komponen Jaringan Kerjasama Perpustakaan Desa/Kelurahan dengan
Perpustakaan Lain
Pembinaan jaringan kerjasama Perpustakaan Desa/Kelurahan dengan
perpustakaan lain menjadi wewenang clan tanggungjawab bersama antara
Perpustakaan Nasional Provinsi clan Pemda Tingkat I serta Pemda Tingkat
11 dalam wilayalinya.
9 . Komponen Minat baca clan Kebiasaan Membaca Masyarakat
Pembinaan minat clan kebiasaan membaca masyarakat menjadi wewenang
clan tanggungjaNvab bersama antara Perpustakaan Nasional clan Pemerintah
Daerah .
Adapun pola Pembinaan Terpadu Perpustakaan dapat dilihat pada skema
sebagai berikut
Pedoman Penvelen~garaan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 51
POLA PEMBINAAN TERPADU PERPUSTAKAAN
Keterangan
= garis komando
------------- = garis koordinasi
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
45
________________________________________
Page 52
Dari skema di atas dapat dilihat bahwa di dalam membina Perpustakaan
Desa/Kelurahan terdapat pernbagian weivenang clan tanggungjawab yang jelas
antara Perpustakaan Nasional RI clan Departemen Dalam Negen atau
Perpustakaan Nasional Provinsi clan Pemda Tingkat I serta Pemda Tingkat 11.
Kerjasama antara Perpustakaan Nasional RI dengan Depdagri tersebut
dituangkan daiam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Dalam
Negeri clan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 4 tahun 1993 clan Nomor
002 tahun 1993 Keputusan Bersama tersebut memuat tentang Pedoman
Pembentukan. Pem-elenggaraan, Pengembangan clan Pembinaan Perpustakaan
di jajaran Departemen Dalam Negeri.
Dalam membantu Menteri Dalam Negeri clan Kepala Perpustakaan Nasional
RI untuk melaksanakan ketentuan Keputusan Bersama tersebut dibentuk
Kelompok Kerja (Pokja) di tingkat Pusat maupun Daerah.
Pembentukan Kelompok Kerja ditingkat Pusat ditetapkan oleh Kepala
Perpustakaan Nasional RI sedangkan ditingkat Daerah ditetapkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Di dalam membina perpustakaan di Daerah
Perpustakaan Nasional Provnisi yang merupakan instansi vertikal Perpustakaan
Nasional yang berada di Provinsi bekerjasama dengan Pemda Tk. I membentuk
Badan Koordinasi Pendayaganaan Perpustakaan Daerah yang disingkat
BKPPD. Surat Keputusan Pembentukan BKPPD ini dikeluarkan oleh Pemda
Tk. I yang ditandatangani oleh Gubemar KDH Tk. I.
Di sarnping itu atas wewenang _yang diberikan oleh Kepala Perpustakaan
Nasional RI (Pasal 16 : 3 Keputusan Kaperpusnas No. 44 Tahun 1998),
Perpustakaan Nasional Provinsi bekerja sama dengan Pemda Tk. II untulc
membentuk Badan Penyantun Perpustakaan Daerah yang disingkat dengan
BPPD. Badan inilah, atas kerjasama dengan Perpustakaan Nasional Provinsi
melakukan berbagai kegiatan pengembangan, pembinaan clan pemberdayaan
skmua jenis perpustakaan yang ada dalam wilayahnya baik di level
pemerintahan Tk. II, kecamatan maupun desa). Oleh karena pembinaan
perpusatkaan desa melibatkan lembaga-lembaga pemerintahan baik di tingkat
provinsi (Pemda Tk I clan Perpustakaan Nasional Provinsi), Pemda tk. II,
Pemerintah Kecamatan clan Pemerintahan Desa/Kelurahan itu sendiri. maka
pemerintah menetapkan Pola Pembinaan Terpadu Perpustakaan . Pola
Pembinaan Terpadu Perpustakaan dapat dilihat pada skema halaman 45.
D. Pelaporan
Pembinaan Perpustakaan Desa/Kelurahan dimonitor clan di evaluasi hasitnva.
Monitor clan evaluasi hasil pembinaan dilakukan dengan mempelajari antara
lain; laporan hasil yang dicapai (laporan tengah tahunan clan tahunan).
46
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
________________________________________
Page 53
Pengelola perpustakaan dalam hal ini oleh Kepala Perpustakaan Desa/
Kelurahan berkeN%ajiban memberikan laporan kelrada Kepala Desa/Lurah
secara bulanan. Dalam laporan tersebut, lembaga pemerintali yang perlu
mendapat tembusan laporan adalah sebagai berikut
1 . Kepala Perpustakaan Nasional Provinsi
2. Kepala Daerah Tk. II (Kabupaten/Kota)
3. Kepala Kecamatan
Adapun format materi laporan terlampir.
Pedonian Penyelenggaraan Perpustakaan Desa
47
________________________________________
Page 54
BAB V
PENUTUP
Buku pedoman rang telah tercetak dalam bentuk buku ini adalah merupekan salah
satu usaha untuk menyebarluaskan informasi tentang usaha-usaha pemerintah untuk
mengembangkan, membina sekaligus memberdayakan perpustakaan yang telah ada
secara maksimal.
Tentang aspek teknis perpustakaan, baik tentang pengadaan maupun tata cars
pengolahau serta layanannya telah diuraikan, namun tentunya masih ada
kelcurangannya (tidak lengkap), untuk itu kami sarankan agar dapat menggunakan
buku pedoman lain yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional RI seperti
ringkasan DDC, Daftar Tajuk Subvek dan Peraturan Katalogisasi Indonesia serta
buku pedoman lainnya untuk melengkapi kegiatan tersebut.
Selain itu, dihimbau kepada para pengelola perpustakaan untuk selalu dan
senantiasa mengadakan konsultasi dengan Perpustakaan Nasional RI atau
Perpustakaan Nasional Provinsi yang terdapat di seluruh Ibu Kota Provinsi.
48
Pedoman Penvelenggaraon Perpuslakaan Qesa
________________________________________
Page 55
Lampiran
Contoh Format Laporan Bulanan
Bulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mengetahui
Kepala Perpustakaam
Atasan langsung/Lurah/
Kepala Desa
(...........................)
(...........................)
Pedoman Penvelenggaraan Perpustakaan Desa
49
l . Nama Perpustakaan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Alamat
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Telepon/Fax
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
-l. Tahwi Berdiri
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Perpustakaan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6. Luas Bangunan/Ruangan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7. Jumlah Tenaga
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8. Lavanan
a . Sistem layanan
: Terbuka/Tertutup/Cwnpuran
b. Jenis lavanan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
c. Waktu la_vanan
: Pukul . . . . . . . . . . . . . .s/d. . . . . . . . . . .. .. . . ..
9. Koleksi
a. Jwulah koleksi
: . . . . . . . . . . . . . . . Judul. . . .. . . . . . . . . . . eks.
b. Jumlah koleksi rang dipinjam
per bulan
. . . . . . . . . . . . . . . . Judul. . . .. . . . . . . . . .eks.
10. Pengunjung dan Peminjam
a. Jumlah pengunjung per bulan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . .orang
b. Juiulah peminjam per bulan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .orang
11. Jumlah Anggota
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . .orang
12. Jumlah anggaran per tahun
: Rp. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....
13. Sistem Klasifikasi
: DDC/Sistem lainnva
14. Promosi Perpustakaan melalui
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..